Berbicara tentang fashion muslimah, sebagian orang masih belum bisa membedakan antara baju abaya dan tunik. Sekilas, desain dua pakaian tersebut memang mirip karena longgar dan sama-sama membantu menutupi aurat perempuan muslim. Namun, jika ditelusuri lebih dalam, keduanya punya ciri khas yang berbeda, lho.
Abaya biasanya identik dengan gaya Timur Tengah yang elegan dan formal, sementara tunik lebih fleksibel untuk dipakai dalam kegiatan sehari-hari. Biar kamu tidak salah kaprah, yuk cari tahu perbedaan abaya dan tunik di bawah ini.
1. Sejarah Abaya vs Tunik
Perbedaan abaya dan tunik pertama bisa dilihat dari sejarahnya. Abaya selama ini dikenal sebagai busana yang dikenakan perempuan Timur Tengah, khususnya Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan sekitarnya. Sejarah abaya diketahui sudah ada sejak zaman Mesopotamia, di mana laki-laki dan perempuan mengenakan pakaian longgar untuk melindungi diri dari iklim gurun yang panas.
Lalu, datangnya kebangkitan Islam pada abad ke-7 membuat abaya muncul sebagai pakaian khusus perempuan yang menonjolkan kesopanan sesuai ajaran Islam. Sementara itu, tunik justru memiliki sejarah yang lebih universal dan tidak terbatas pada budaya Islam. Awalnya, tunik digunakan oleh masyarakat Yunani dan Romawi Kuno sebagai pakaian umum untuk laki-laki maupun perempuan. Seiring waktu, tunik akhirnya diadaptasi menjadi busana muslim karena bentuknya yang panjang, sopan, dan tetap modis.
2. Simbol Identitas Abaya vs Tunik

Abaya sering dianggap sebagai simbol kesopanan dan identitas muslimah. Pakaian panjang dominan berwarna gelap ini melambangkan kehormatan, perlindungan diri, dan kepatuhan terhadap nilai-nilai agama Islam. Tak hanya itu, abaya juga mencerminkan status sosial seseorang, lho.
Beberapa abaya yang dibuat dari kain mahal atau desain mewah biasanya juga menunjukkan kemakmuran maupun kedudukan sosial pemakainya. Berbeda dengan abaya, tunik disebut-sebut menjadi simbol dari kerendahan hati dan kesederhanaan. Pada zaman Romawi Kuno, panjang tunik bahkan bisa menunjukkan status sosial pemakainya. Para bangsawan dan hakim mengenakan tunik panjang hingga pergelangan kaki. Sementara rakyat biasa hanya mengenakan tunik putih sederhana sampai atas lutut. Selain itu, mereka juga tidak diperkenankan memakai tunik ungu yang menjadi simbol warna kaisar.
3. Desain Abaya vs Tunik

Desain menjadi perbedaan abaya dan tunik yang mudah dikenali selanjutnya. Hal ini dikarenakan abaya memiliki bentuk seperti jubah longgar yang panjangnya bisa menjuntai hingga mata kaki. Selain itu, potongan abaya yang cenderung lebar tersebut juga membantu pengguna hijab tak perlu khawatir akan lekuk tubuh.
Di sisi lain, tunik panjangnya lebih pendek dari abaya. Pakaian ini biasanya menutupi bagian pinggul hingga betis, namun tidak sampai mata kaki. Tak hanya itu, lengan tunik juga cukup bervariasi karena bisa dibuat panjang, pendek, hingga tanpa lengan.
4. Cara Pakai Abaya vs Tunik

Dalam budaya Timur Tengah, abaya dikenakan di atas pakaian sehari-hari untuk menjaga kesopanan ketika keluar rumah. Penggunaannya sendiri sering dipadukan dengan hijab panjang atau khimar untuk menambah kesan sopan.
Sebaliknya, cara pakai tunik bisa dikombinasikan dengan berbagai jenis bawahan sehingga lebih fleksibel. Adapun bawahan yang bisa kamu pilih, mulai dari celana jeans, kulot, legging, hingga rok panjang.
5. Penggunaan Abaya vs Tunik

Desain abaya yang panjang dan elegan membuat busana ini cocok untuk acara yang menuntut penampilan sopan serta anggun. Kamu bisa mengenakan abaya untuk menghadiri acara formal atau resmi, seperti kegiatan keagamaan, pertemuan penting, dan lainnya.
Sementara itu, tunik lebih populer untuk aktivitas sehari-hari, seperti bekerja, kuliah, nongkrong, atau acara kasual lainnya. Potongannya yang praktis dan ringan membuat tunik nyaman dipakai dalam berbagai situasi non formal, tanpa mengurangi kesan rapi serta sopan.
Itu dia lima perbedaan abaya dan tunik yang perlu kamu ketahui. Sekarang, kamu sudah paham kedua model busana ini, kan?
