8 Pola Parenting yang Jauhkan Anak dari Orang Tua, Ini Penjelasannya!

goodside
4 Min Read

Parenting yang baik seharusnya menjadi jembatan yang memperkuat hubungan antara orang tua dan anak. Namun, dalam praktiknya, banyak orang tua tidak sadar bahwa pola mereka justru membuat jarak emosional dengan anak. Kesalahan dalam menunjukkan kasih sayang bisa menciptakan rasa tidak nyaman dan menjauhkan anak dari pelukan keluarga.

Berikut ini beberapa bentuk kasih sayang yang salah dan perlu dihindari oleh orang tua:

  • Ekspektasi yang terlalu tinggi

    Membebani anak dengan harapan berlebihan sering kali menciptakan jurang pemisah dalam hubungan keluarga. Meski keinginan melihat anak sukses wajar, tetapi ketika menjadi standar yang terlalu berat, hal ini bisa menyebabkan anak merasa tidak dicintai. Pesan seperti “kamu bisa lebih baik” atau “kenapa tidak seperti si A” bisa membuat mereka merasa tertekan dan menarik diri.

  • Kasih sayang yang bersyarat

    Memberikan cinta dengan syarat tertentu bisa merusak kepercayaan diri anak secara perlahan. Ucapan seperti “ayah bangga kalau kamu juara kelas” mengaitkan kasih sayang hanya dengan pencapaian. Hal ini membuat anak merasa harus selalu berprestasi untuk mendapat pengakuan. Yang dibutuhkan adalah penerimaan tanpa syarat dan penghargaan terhadap apa yang mereka capai, bukan hanya prestasi semata.

  • Terlalu ikut campur

    Menurut Asosiasi Psikologi Amerika, campur tangan berlebihan dapat menghambat perkembangan privasi dan kemandirian anak. Pendekatan yang terlalu invasif bisa membuat anak menyimpan rahasia dan membangun tembok penghalang. Menghormati ruang pribadi anak bukan berarti kurang peduli, melainkan mengakui bahwa mereka adalah individu yang memiliki hak atas privasi.

  • Perlindungan yang berlebihan

    Ada garis tipis antara melindungi dan mencekik. Perlindungan yang terlalu ketat bisa membuat anak takut mengambil risiko dan mencoba hal baru. Anak yang terlalu dilindungi cenderung kurang percaya diri dan ragu dalam pengambilan keputusan. Lebih baik membimbing mereka melalui kesalahan sambil mengajarkan ketahanan mental daripada menciptakan ketergantungan berlebihan.

  • Tidak hadir secara emosional

    Kehidupan yang sibuk sering kali membuat orang tua tidak tersedia secara emosional. Meskipun hadir secara fisik, pikiran dan hati mereka justru jauh dari anak. Kehadiran emosional lebih penting daripada sekadar kehadiran fisik, karena cinta diukur dari kualitas koneksi, bukan jumlah jam yang dihabiskan bersama.

  • Tidak menerima jati diri mereka

    Terkadang, orang tua menekan karakteristik unik anak karena kekhawatiran yang disertai ketidaktahuan. Mereka ingin anak sesuai norma sosial atau jalur konvensional. Dalam prosesnya, hal ini bisa menghancurkan individualitas dan harga diri anak. Penting untuk merangkul dan memelihara keunikan mereka agar merasa dicintai apa adanya.

  • Tidak tertarik dengan dunia mereka

    Seberapa sering kita benar-benar menunjukkan ketertarikan pada aktivitas yang anak gemari? Menunjukkan minat autentik pada dunia anak bisa memperkuat ikatan secara mendalam. Ini bukan hanya tentang detail karakter kartun atau permainan video, tetapi tentang menghargai minat, pemikiran, dan pendapat mereka sebagai sesuatu yang berharga.

  • Gagal menunjukkan sentuhan fisik

    Penelitian dari Universitas California menunjukkan bahwa sentuhan fisik sangat penting untuk pertumbuhan emosional anak. Mereka yang rutin menerima sentuhan cenderung lebih positif dan mampu menangani stres dengan baik. Meski niat baik, kadang kita melalaikan bentuk universal ini dalam mengekspresikan cinta pada anak. Setiap jiwa kecil butuh merasakan kasih sayang melalui pelukan dan sentuhan yang menenangkan jiwa.


Baca juga:

Share This Article
Leave a Comment