Orang yang Menonton Ulang Film dan Acara TV Masa Muda Sering Alami 9 Emosi Ini, Kata Psikolog

goodside
5 Min Read

Ada alasan mengapa beberapa orang senang kembali menyaksikan film atau serial yang mereka tonton saat kecil—bahkan berulang-ulang tanpa bosan. Rasanya hangat, akrab, dan menenangkan. Psikologi menunjukkan bahwa perilaku ini tak sekadar nostalgia semata; ia berkaitan dengan kumpulan nilai emosional yang membentuk karakter, cara berpikir, dan kebutuhan mendalam seseorang.

Menonton ulang adalah bentuk “comfort viewing,” sebuah kebiasaan untuk kembali pada hal-hal yang memberi rasa aman. Konten visual masa lalu seakan hadir sebagai jembatan waktu, membawa kita kembali pada memori hangat ketika hidup terasa sederhana.

Berikut adalah 9 nilai emosional yang sering dimiliki oleh mereka yang menyukai tontonan ulang dari masa mudanya:


  • Keterikatan Emosional yang Kuat

    Orang yang gemar menonton ulang biasanya memiliki hubungan emosional berlapis dengan karya yang mereka tonton. Bukan soal plot semata, melainkan perasaan yang pernah hadir di baliknya—tawa keluarga, persahabatan, atau masa hidup yang lebih ringan. Mereka menghargai momen yang tak mungkin terulang, dan film/serial menjadi pintu untuk menyentuh kembali rasa itu.



  • Rasa Aman & Stabilitas

    Menurut teori regulasi emosi, menonton ulang membantu menciptakan zona aman. Ketika dunia di luar tak bisa diprediksi, cerita lama menjadi tempat perlindungan—kita tahu alurnya, akhirnya, dan atmosfernya. Ini memberikan stabilitas psikologis. Orang dengan nilai ini cenderung menyukai pola yang konsisten serta kenyamanan dalam hal familiaritas.



  • Apresiasi terhadap Simbolisme Masa Lalu

    Serial dan film masa muda sering menjadi simbol periode tertentu—masa sekolah, keluarga yang masih lengkap, atau pertemanan yang erat. Mereka yang menonton ulang biasanya menghargai simbolisme dan makna yang tersembunyi dalam pengalaman hidup mereka. Alur cerita menjadi simbol perjalanan pribadi.



  • Kemampuan Merawat Ingatan

    Mereka memiliki keinginan kuat untuk mempertahankan jejak emosional melalui memori. Menonton ulang menjadi cara merawat ingatan—sebagai wujud penghargaan pada sejarah pribadi. Bagi sebagian orang, hal ini merupakan bentuk pengingat bahwa mereka pernah melalui masa-masa indah yang membentuk diri sekarang.



  • Rasa Syukur terhadap Kehidupan

    Nostalgia sering menumbuhkan rasa syukur karena membantu seseorang menyadari proses perjalanan hidup. Orang yang sering kembali pada tontonan lama biasanya mampu melihat perubahan diri dengan lebih reflektif—bahwa mereka sudah berkembang, tumbuh, dan belajar. Film lama menjadi alat refleksi, bukan sekadar hiburan.



  • Kecenderungan pada Koneksi Mendalam

    Mereka cenderung membangun hubungan yang mendalam dengan orang atau benda di sekitar. Film masa muda mungkin mengingatkan pada seseorang: sahabat yang dulu, saudara yang sering menonton bersama, atau orang tua yang kini telah menua atau tiada. Menonton ulang sering menjadi cara untuk menjaga koneksi batin itu tetap hidup.



  • Kepekaan terhadap Keindahan & Sentimentalitas

    Ada sisi puitis dalam kebiasaan mengulang tontonan lama. Itu menandakan seseorang memiliki dimensi sentimental yang kuat dan mampu melihat keindahan dalam hal sederhana: dialog yang menyentuh, latar musik, atau adegan kecil yang menyimpan nilai emosional. Ini bukan sekadar menonton—melainkan merasakan.



  • Orientasi pada Kenyamanan Psikologis

    Menurut psikologi, nostalgia dapat mengurangi stres dan kecemasan. Orang yang menonton ulang mencari keseimbangan emosional. Mereka menghargai kedamaian, relaksasi, dan ketenangan batin. Ini menunjukkan orientasi terhadap perawatan diri: memilih sesuatu yang menenangkan dibandingkan hal baru yang mungkin melelahkan.



  • Kesadaran Identitas Diri

    Film dan acara masa muda membentuk sebagian identitas kita. Orang yang menyukai tontonan ulang biasanya sadar akan bagian-bagian dari diri mereka yang terbentuk melalui cerita tersebut—nilai moral, mimpi masa kecil, atau cara melihat dunia. Saat menontonnya lagi, mereka menemukan potongan diri yang pernah terlepas.


Kesimpulan: Kembali untuk Mengenal Diri

Menonton ulang film dan serial masa kecil bukanlah tindakan kekanak-kanakan; ia merupakan bentuk pencarian makna, perawatan diri, dan perjalanan pulang ke pusat emosi. Ini membantu seseorang mengingat siapa mereka, dari mana mereka berasal, dan nilai apa yang mereka bawa hingga kini. Pada akhirnya, kita kembali menonton bukan hanya untuk mengulang cerita—melainkan untuk merasakan lagi versi diri yang pernah begitu polos, penuh harapan, dan bahagia.

Nostalgia adalah bahasa hati. Dan bagi banyak orang, itulah cara paling lembut untuk tetap terhubung dengan diri mereka sendiri.

Share This Article
Leave a Comment