Essential Lab JMFW 2026: Kekuatan Modest Fashion Indonesia di Panggung Global

goodside
4 Min Read

Penguatan Ekosistem Modest Fashion Indonesia

Panggung modest fashion Indonesia terus menghadirkan karya-karya baru dari para desainer dan jenama lokal. Tidak hanya sekadar melahirkan karya, busana yang dihasilkan harus mampu berdaya saing secara global. Hal ini menjadi fokus utama dalam Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2026 yang mengusung tema ‘Essential Lab’. JMFW 2026 bertindak sebagai laboratorium ide dan inovasi bagi para pemangku kepentingan di sektor fashion. Dengan demikian, bisa dilahirkan karya-karya kreatif yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing global.

Menteri Perdagangan Budi Santoso menyampaikan bahwa JMFW merupakan bentuk nyata komitmen pemerintah untuk memperkuat pengembangan modest fashion Indonesia. Tujuannya adalah agar semakin berdaya saing dan menjadi rujukan dunia. JMFW 2026 tidak hanya menjadi ajang promosi, tetapi juga wadah kolaborasi lintas sektor dalam memperluas akses pasar global. Sehingga, pelaku usaha fesyen muslim nasional dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat modest fashion dunia.

“Ini menjadi langkah strategis untuk menjadi wadah kolaborasi lintas sektor dan membawa karya desainer serta produk fesyen lokal ke panggung global sekaligus memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional,” ujar Mendag Busan saat membuka JMFW 2026.

Menurutnya, modest fashion bukan sekadar tren berpakaian, melainkan cerminan identitas, karakter, serta nilai-nilai budaya dan keanggunan masyarakat Indonesia. Gaya berpakaian yang menonjolkan kesopanan dan keanggunan dapat tampil modern, kreatif, serta memiliki daya saing di pasar global.

Berdasarkan Laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE), modest fashion Indonesia kini berhasil menempati posisi pertama pada 2025, mengungguli Malaysia, Italia, Turki, dan Singapura. Padahal, pada 2021, Indonesia berada di peringkat ke-3 dunia. Produk modest fashion pun menjadi salah satu sektor yang paling diminati oleh buyer dari berbagai negara, seperti Inggris, Afrika Selatan, Meksiko, Malaysia, dan Singapura.

“Pencapaian ini tidak semata didasarkan oleh nilai ekonomi, melainkan hasil dari sinergi antara pemerintah, pelaku industri fashion, dan desainer dalam membangun ekosistem modest fashion Indonesia,” tambahnya.

Partisipasi yang Signifikan

Sedikitnya, ada 242 pelaku usaha yang berpartisipasi dalam Jakarta JMFW 2026. Jumlah ini mencakup jenama yang tampil dalam pameran fesyen dan peragaan busana. Salah satu desainer yang terlibat, Brilianto, mengungkapkan bahwa JMFW memiliki semangat untuk menggerakkan ekonomi nasional melalui produk fesyen siap pakai yang memiliki nilai jual tinggi dan daya saing global.

Menurutnya, di tengah meningkatnya tekanan dari produk impor, JMFW menjadi ruang penting untuk menunjukkan bahwa produk Indonesia tidak kalah dalam hal kualitas, kreativitas, maupun harga.

“Kita sedang berhadapan dengan banyak produk dari luar, terutama dari Tiongkok. Menurut saya JMFW penting untuk mempromosikan jenama-jenama lokal supaya bisa bersaing. Produk kita ini sebenarnya siap pakai, mudah dijual, dan harganya juga ramah di kantong. Kalau ini terus didukung, roda ekonomi bisa berputar lebih cepat,” ungkap Brilianto.

Kekuatan Kolaborasi dan Inovasi

Selain itu, JMFW 2026 juga menjadi wadah untuk kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan desainer. Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan akan lahir inovasi-inovasi baru yang mampu menjawab tantangan pasar global. Kehadiran JMFW juga memberikan peluang bagi para desainer untuk menampilkan karya mereka kepada audiens internasional, sehingga bisa memperluas jangkauan pasar.

Modest fashion Indonesia tidak hanya menjadi bagian dari gaya hidup, tetapi juga menjadi simbol keberagaman dan keanggunan budaya. Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, diharapkan modest fashion Indonesia dapat terus berkembang dan menjadi ikon fashion yang dikenal di seluruh dunia.

 

Share This Article
Leave a Comment