Bekasam: Makanan Tradisional Khas Indonesia yang Memiliki Rasa Unik
Bekasam atau pekasam adalah salah satu makanan tradisional khas Indonesia yang dibuat dari ikan yang difermentasi dengan garam dan beras, sehingga menghasilkan cita rasa asam, gurih, dan sedikit menyengat. Makanan ini banyak ditemukan di daerah Sumatra (terutama Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Kalimantan Barat), dengan variasi resep dan cara pengolahan di tiap daerah.
Bekasam merupakan hasil fermentasi ikan air tawar seperti ikan nila, sepat, atau patin — yang dicampur dengan garam dan nasi atau beras yang sudah disangrai setengah matang. Campuran ini kemudian disimpan dalam wadah tertutup selama beberapa hari hingga proses fermentasi menghasilkan aroma khas dan rasa asam alami. Setelah matang, bekasam bisa dimasak kembali menjadi berbagai hidangan, seperti bekasam goreng, tumis bekasam, atau sambal bekasam.
Meskipun aromanya kuat, penggemar kuliner tradisional menganggapnya sebagai lauk nikmat yang menggugah selera, apalagi jika disantap dengan nasi hangat dan sambal. Selain rasanya unik, bekasam juga dipercaya memiliki manfaat bagi pencernaan karena mengandung probiotik alami dari proses fermentasi.
Resep Bekasam Khas Pontianak (Fermentasi Ikan Tradisional)

Bahan Utama:
- Ikan air tawar segar (sepat, patin, atau nila) 1 kg
- Garam kasar 4–5 sdm
- Nasi putih (dingin) 1 mangkuk penuh
- Gula pasir 1 sdt (opsional, untuk menyeimbangkan rasa)
- Air matang secukupnya
Cara Membuat:
Bersihkan ikan:
Cuci bersih ikan, buang isi perut dan sisiknya, lalu potong sesuai ukuran yang diinginkan. Tiriskan sampai benar-benar kering (bisa diangin-anginkan 1–2 jam agar tidak terlalu basah).
Garamkan ikan:
Taburi ikan dengan garam secara merata, aduk rata, dan diamkan selama ±1 hari di wadah tertutup agar garam meresap.
Campur dengan nasi:
Setelah 1 hari, tambahkan nasi dingin ke dalam ikan yang sudah diasinkan. Aduk hingga semua bagian ikan terlapisi nasi.
Fermentasi:
Masukkan campuran ikan dan nasi ke dalam wadah kaca atau toples tertutup rapat. Simpan di tempat sejuk dan teduh selama 3–5 hari (jangan kena sinar matahari langsung). Setelah hari ke-3, biasanya aroma asam khas mulai muncul.
Siap digunakan:
Setelah proses fermentasi selesai, bekasam bisa disimpan di kulkas atau langsung diolah sesuai selera — misalnya ditumis, digoreng, atau dijadikan sambal.
Cara Mengolah Bekasam Sebelum Disajikan:
Tumis Bekasam Khas Pontianak
- Tumis bawang merah, bawang putih, cabai, dan sedikit serai hingga harum.
- Masukkan bekasam secukupnya, aduk rata.
- Tambahkan sedikit gula, garam, dan air jika perlu.
- Masak hingga matang dan harum — siap disajikan dengan nasi hangat!
Tips Penting Saat Membuat Bekasam
- Gunakan ikan segar agar hasil fermentasi tidak berbau tajam.
- Nasi harus benar-benar dingin agar tidak cepat basi saat difermentasi.
- Wadah fermentasi sebaiknya kaca atau tanah liat (hindari logam).
