Di tengam arus informasi yang terus mengalir dari ponsel, media sosial, email, dan aplikasi, menjaga fokus menjadi tantangan besar. Pakar neurosains telah mengungkap bahwa bukan hanya soal kemauan saja, tetapi juga tentang bagaimana otak kita bekerja dan bagaimana kita dapat “melatih” agar tetap fokus di era digital ini.
Mengapa Fokus Menjadi Sulit?
Penelitian menunjukkan bahwa saat kita melakukan multitasking atau lebih tepatnya sering berpindah dari satu tugas ke tugas lain, otak kita mengalami efek negatif. Sebuah artikel dari Science Focus menjelaskan bahwa ketika seseorang beralih tugas, ia menjadi lebih lambat dan lebih sering melakukan kesalahan dibanding jika fokus pada satu tugas saja. Misalnya, dalam kondisi interupsi tugas, otak mengalami “residu perhatian” (attention residue) dimana fikiran masih tertinggal pada tugas sebelumnya sehingga menghambat tugas selanjutnya.
Selain itu, penggunaan layar yang tinggi dan notifikasi yang terus-menerus juga memengaruhi kemampuan kita untuk tetap fokus. Gangguan-gangguan ini membuat otak terus-menerus beradaptasi, yang akhirnya mengurangi efisiensi kerja.
Tips Praktis dari Pakar Neurosains
Berdasarkan riset terkini, berikut langkah-langkah konkret yang bisa Anda terapkan untuk menjaga fokus:
Kerjakan satu tugas utama dalam satu blok waktu yang jelas
Daripada mencoba mengerjakan banyak hal sekaligus, alokasikan blok waktu (misalnya 25–50 menit) untuk satu tugas penting tanpa gangguan. Riset menunjukkan bahwa pindah-pindah tugas menyebabkan penurunan performa.Jadwalkan waktu pasti untuk cek email/notifikasi
Daripada terus menerus menanggapi setiap “ping”, tetapkan waktu khusus untuk memeriksa pesan atau email. Ini membantu meminimalkan interupsi-tak-terduga dan residu perhatian yang mengikutinya.Kenali puncak fokus Anda dan manfaatkan waktu tersebut
Otak kita memiliki ritme alami. Rata-rata puncak konsentrasi terjadi sekitar pukul 10 pagi dan pukul 2–3 sore bagi banyak orang. Cobalah mencatat level fokus Anda dalam beberapa hari untuk mengetahui waktu terbaik Anda sendiri.Kurangi gangguan visual dan digital
Matikan notifikasi yang tidak penting, tutup tab browser yang tidak diperlukan, dan minimalisir objek yang mengganggu di lingkungan kerja Anda. Lingkungan yang “bersih” membantu otak mempertahankan fokus.Ambil “istirahat pemulihan” yang tepat
Setelah sesi fokus yang intens, beri otak Anda jeda. Pendekatan seperti meditasi ringan, jalan singkat di luar, atau bahkan mendengarkan musik instrumental dapat membantu memulihkan perhatian.Hindari persepsi bahwa multitasking adalah keunggulan
Banyak orang percaya bahwa melakukan banyak hal sekaligus adalah efisien — kenyataannya, justru sebaliknya. Otak kita tidak benar-benar multitasking; ia berganti tugas, dan seringkali jadi lebih lambat dan rentan kesalahan.
Pentingnya Fokus di Kehidupan Modern
Di lingkungan kerja dan kehidupan sehari-hari yang makin cepat dan penuh gangguan, kemampuan untuk fokus yang berkualitas menjadi pembeda utama. Fokus yang baik tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga mengurangi stres, kelelahan mental, dan kesalahan yang bisa berdampak besar terutama dalam tugas-tugas kritikal.
Dengan pola kerja yang lebih cerdas dan terstruktur, Anda tidak hanya bekerja lebih keras, tetapi juga lebih efektif. Menjaga fokus di tengah banjir informasi bukan hanya soal mematikan ponsel atau menutup aplikasi saja. Ini tentang memahami bagaimana otak kita bekerja, bahwa perhatian itu terbatas, bahwa interupsi punya dampak nyata, dan bahwa kita bisa dengan sengaja mengatur lingkungan dan kebiasaan supaya otak bisa “fokus dengan lebih baik”.
Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, Anda memberi kesempatan pada diri sendiri untuk bekerja dengan kualitas, bukan hanya kuantitas.
