Gelar Program Teaching Factory, SMK Negeri 2 Rangkasbitung Kuatkan Keterampilan Kerja Berbasis Industri

goodside
3 Min Read

SMKN 2 Rangkasbitung menggelar sosialisasi program bantuan Teaching Factory (TEFA) Skema Reguler tahun 2025 di aula sekolah. Kegiatan ini dilakukan sebagai bagian dari kebijakan pemerintah dalam memperkuat pembelajaran berbasis industri agar lulusan lebih siap menghadapi dunia kerja dan dunia wirausaha.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Kepala KCD Pendidikan dan Kebudayaan Wilayah Lebak, Gugun Nugraha, serta Kepala Sekolah SMKN 2 Rangkasbitung, Sukarno. Selain itu, hadir juga para dewan guru di setiap konsentrasi keahlian SMKN 2 Rangkasbitung. Salah satu program yang menyelenggarakan acara adalah Program Keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH).

Sukarno, Kepala Sekolah SMKN 2 Rangkasbitung, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Ia menilai bahwa program Teaching Factory sangat penting untuk mengembangkan keterampilan siswa sesuai dengan kebutuhan industri.

“Teaching Factory merupakan bentuk pembelajaran berbasis industri yang difasilitasi oleh pemerintah pusat. Program ini sangat relevan untuk sekolah dengan konsentrasi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura. Kami yakin program ini memberi dampak positif bagi guru dan siswa dalam meningkatkan kompetensi, soft skill, dan life skill sebagai bekal masa depan,” ujar Sukarno.

Sebagai tindak lanjut dari program tersebut, SMKN 2 Rangkasbitung menjalin kerja sama dengan Bildesfarm, sebuah badan usaha yang bergerak di bidang produksi bibit tanaman sayuran. Kolaborasi ini menjadi langkah nyata dalam mewujudkan pembelajaran berbasis industri yang aplikatif dan berorientasi kewirausahaan.

“Kami memilih bekerja sama dengan Bildesfarm karena perusahaan ini memiliki kompetensi unggul dalam pengembangan bibit tanaman. Melalui kolaborasi ini, siswa dapat belajar langsung dari industri, mulai dari proses riset, produksi, hingga pengendalian mutu,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua Konsentrasi Keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH), Abdurahman Taufiq, menjelaskan bahwa konsep Teaching Factory yang diterapkan di SMKN 2 Rangkasbitung mengusung prinsip “adopsi, tiru, dan modifikasi” dari teknologi yang dikembangkan Bildesfarm.

“Mulai dari media tanam hingga proses produksi bibit, kami mengadopsi teknologi Bildesfarm. Beberapa hal kami tiru, seperti teknik persiapan media tanam dan teknologi persemaian. Namun kami juga melakukan modifikasi, salah satunya dengan menggunakan mesin pengaduk untuk mempercepat proses pencampuran dan meningkatkan efisiensi produksi,” jelas Abdurahman.

Dirinya menambahkan, penerapan sistem mekanis dalam produksi bibit akan meningkatkan produktivitas serta memperhatikan aspek ekonomis dan keberlanjutan.

Lebih lanjut, Taufiq menegaskan bahwa pelaksanaan Teaching Factory diharapkan mampu memberikan manfaat lebih luas bagi sekolah dan masyarakat.

“Harapan kami, melalui Teaching Factory ini capaian kompetensi keahlian siswa dapat terlaksana secara optimal. Sekolah juga dapat berkontribusi dalam memperkuat ketahanan pangan masyarakat, serta melatih siswa agar memiliki jiwa wirausaha yang realistis dan produktif setelah lulus,” ujarnya.

Dengan dukungan program pelatihan Teaching Factory dan kemitraan industri, SMKN 2 Rangkasbitung berkomitmen terus mencetak lulusan yang kompeten, inovatif, dan berdaya saing tinggi, serta mampu berkontribusi dalam pembangunan sektor pertanian dan ekonomi daerah.

Baca juga:

Share This Article
Leave a Comment