KPB Undang Berbagai Komunitas dan Profesi Bahas KDRT Melalui Film Suamiku, Lukaku

goodside
4 Min Read

Komunitas Perempuan Berkebaya (KPB) kembali menggelar kegiatan nonton bersama dan diskusi film bertajuk Suamiku, Lukaku sebagai upaya memperkuat edukasi publik tentang kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Acara ini berlangsung di SCTV Tower, Jakarta Pusat, pada Sabtu (15/11/2025), dan melibatkan kolaborasi antara KPB, SinemArt, Tarantella Pictures, The Big Picture, serta Women’s Crisis Center (WCC) Puantara.

Film Suamiku, Lukaku yang dibintangi oleh aktris Ayu Azhari menjadi fokus utama dalam acara tersebut. Ayu Azhari menegaskan bahwa masyarakat perlu berhenti menganggap perilaku yang mengarah pada KDRT sebagai sesuatu yang wajar. Ia menyoroti bagaimana banyak anak tumbuh dengan persepsi keliru karena melihat ibunya bertahan dalam situasi kekerasan. Selain itu, Ayu juga mendorong pemerintah untuk mempertimbangkan kebijakan kursus pranikah bersertifikat sebagai upaya pencegahan KDRT sejak dini.

Dalam diskusi yang berlangsung, Ketua Pembina WCC Puantara, Siti Mazumah, menjelaskan berbagai jenis KDRT yang sering tidak disadari oleh korban. Ia menekankan pentingnya negara memberikan perlindungan yang jelas, termasuk penegakan hukum yang dapat memberi efek jera. Zumah menyebut bahwa stigma sosial masih menjadi hambatan utama yang membuat korban memilih tetap berada di lingkaran kekerasan.

Peserta dari berbagai komunitas perempuan tampak aktif berdiskusi dan berbagi pengalaman. Mereka menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini penting untuk membuka ruang aman bagi perempuan dari berbagai latar belakang untuk memahami hak-hak mereka. Dengan adanya dialog terbuka, diharapkan masyarakat lebih sadar akan isu KDRT dan tidak lagi menganggapnya sebagai urusan pribadi semata.

Sutradara Sharad Sharan menuturkan bahwa film Suamiku, Lukaku dibuat berdasarkan fenomena nyata yang terjadi di banyak negara. Ia berharap film ini dapat mendorong perubahan cara pandang masyarakat terhadap isu KDRT. Film tersebut juga tengah mengikuti kompetisi di Berlin Film Festival, memperluas kesempatan agar pesannya dikenal lebih luas.

Ketua KPB, Lia Nathalia, menyatakan bahwa penyuluhan lintas komunitas seperti ini adalah bagian dari misi KPB untuk memberdayakan perempuan. Ia berharap kegiatan tersebut mampu membuka percakapan yang lebih jujur tentang kekerasan domestik dan membantu masyarakat memahami bahwa isu ini bukan lagi urusan privat, melainkan problem sosial yang membutuhkan perhatian bersama.

Pentingnya Edukasi dan Kesadaran Masyarakat

Edukasi tentang KDRT harus terus dilakukan agar masyarakat lebih paham tentang dampaknya terhadap individu maupun masyarakat secara keseluruhan. Melalui film dan diskusi seperti ini, diharapkan muncul kesadaran bahwa KDRT tidak hanya merusak hubungan dalam rumah tangga, tetapi juga memengaruhi generasi berikutnya.

Selain itu, partisipasi berbagai komunitas perempuan menunjukkan bahwa isu KDRT tidak hanya menjadi tanggung jawab satu pihak, tetapi juga tanggung jawab seluruh masyarakat. Dengan kolaborasi antara organisasi, media, dan pemerintah, diharapkan tercipta lingkungan yang lebih aman dan mendukung bagi para korban KDRT.

Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencegah KDRT, mulai dari pendidikan dini hingga penguatan sistem hukum. Dengan kesadaran yang lebih tinggi, masyarakat bisa lebih mudah mengenali tanda-tanda KDRT dan segera mengambil langkah yang tepat.

Langkah-Langkah yang Bisa Dilakukan untuk Mengatasi KDRT

  • Pendidikan dan Edukasi: Memberikan pemahaman tentang KDRT kepada masyarakat, terutama generasi muda, melalui sekolah, media, dan program komunitas.
  • Kebijakan Hukum yang Kuat: Memastikan adanya regulasi yang tegas terhadap pelaku KDRT dan perlindungan yang cukup bagi korban.
  • Membangun Kesadaran Sosial: Menciptakan lingkungan yang mendukung korban KDRT dan mengurangi stigma yang ada.
  • Kolaborasi Lintas Sektor: Melibatkan berbagai pihak, seperti lembaga pemerintah, NGO, dan media, dalam upaya pencegahan dan penanganan KDRT.
  • Program Penyuluhan dan Pelatihan: Menyediakan pelatihan bagi masyarakat, terutama perempuan, untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan dalam menghadapi KDRT.

 

Share This Article
Leave a Comment