
#FutureSkillsGNFI
Susu segar merupakan susu yang diperoleh dari peternak dan belum dilakukan proses pengolahan. Susu segar mudah basi karena kandungan nutrisinya dimanfaatkan oleh mikrobia untuk tumbuh.
Adanya mikrobia pada susu dapat merusak kualitas susu. Kerusakan akibat mikrobia pada susu yaitu seperti adanya gumpalan dan bau tengik yang nantinya akan menyebabkan rendahnya masa simpan ataupun kelayakan susu untuk aman dikonsumsi. Contoh mikrobia yang dapat merusak kualitas susu adalah mikrobia patogen kelompok psikrofilik dan psikotropik. Mikrobia psikrofilik adalah mikrobia yang mampu tumbuh baik pada suhu 15°C sampai 20°C dengan suhu dimana dapat bertahan antara suhu -10°C sampai 40°C (Hadiwiyoto, 1993).
Mikrobia psikrofilik dapat tumbuh sebagai indikasi sanitasi yang kurang baik. Hal ini karena mikrobia psikrofilik yang mengkontaminasi susu melalui media tanah, udara, dan peralatan pemerahan yang terkontaminasi atau dari sapi itu sendiri karena adanya penyakit. Susu yang sudah tercemar mikrobia psikrofilik dapat dilihat dan diamati yaitu adanya gumpalan pada susu dan juga baru tengik atau off odor akibat degradasi protein dan lipid.
Goodmates jangan khawatir, berikut adalah hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan agar mendapatkan kualitas susu segar yang baik dan mampu bertahan cukup lama.
1. Proses pemerahan yang benar
Proses pemerahan merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan karena kondisi pada peternakan dapat mempengaruhi kualitas susu karena adanya mikrobia psikrofilik dapat tumbuh di sekitar peternakan. Oleh karena itu, peternak harus memperhatikan beberapa hal agar susu yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik.
Proses pemerahan yang benar menurut FAO 2011 yaitu tahapannya sebagai berikut.
a. Sebelum memerah susu, hewan harus dievaluasi dan susu dari setiap puting harus diuji cacat yang terlihat.
b. Mengenai hewan yang sakit (seperti hewan dengan mastitis klinis) mereka harus: dipisahkan atau diperah terakhir atau diperah dengan menggunakan peralatan pemerahan yang berbeda atau dengan tangan dan tidak boleh digunakan untuk konsumsi manusia.
c. Puting susu dan puting harus selalu dibersihkan menggunakan air minum dan menggunakan satu handuk sekali pakai per sapi
d. Jumlah awal susu dari setiap dot harus dibuang ke wadah khusus dan tidak digunakan untuk konsumsi manusia.
e. Setelah memerah susu ambing harus dicuci lagi sebaiknya didesinfeksi dengan dot dip untuk menghindari infeksi pada puting. Juga selama seluruh prosedur beberapa tindakan pencegahan harus diambil untuk menghindari infeksi.
Semua proses tersebut juga diimbangi dengan menerapkan personal hygiene diantaranya mengenakan sepatu tertutup, baju tertutup, sarung tangan, penutup kepala, dan masker. Selain itu, proses pemerahannya juga dilakukan di ruang tertutup dengan lantai dan dinding halus dengan sirkulasi yang cukup.
2. Penyimpanan susu segar di suhu dingin
Menurut beberapa penelitian, susu segar yang baik dikonsumsi yaitu pada masa penyimpanan maksimal 2 hari setelah pemerahan dan disimpan dalam suhu 5°C. Suhu kulkas yaitu sekitar 10°C. Hal ini karena pada suhu dan waktu tersebut mikrobia patogen yang tumbuh masih berada dibawah ambang batas persyaratan mutu susu segar. Sedangkan pada suhu dan waktu yang lebih lama, mikrobia berada diatas standar.
Goodmates jangan lupa memperhatikan hal hal tersebut ya, terutama penanganan metode penyimpanannya. Goodmates juga perlu memperhatikan sumber susu segarnya, sebaiknya memilih susu segar dari peternakan yang higenis. Jika tidak ingin mikrobia berkembang di susu maka segeralah untuk dikonsumsi.
Referensi:
FAO and IDF. 2011. Guide to good dairy farming practice (The revised edition). ISSN 1810-0708. Food and Agriculture Organization of the United Nations. Rome.
Hadiwiyoto, S. 1993. Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan Jilid I. Liberty. Yogyakarta.