Vera Itabeliana, seorang psikolog remaja dan anak lulusan Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa remaja dapat membangun kepercayaan diri dengan fokus pada pengembangan diri melalui gaya hidup yang baik dan positif. Ia menekankan bahwa remaja yang merasa “berbeda” atau sulit berteman sering kali menilai dirinya lebih negatif dari kenyataannya.
Menurut Vera, remaja disarankan untuk fokus pada kelebihan yang dimiliki, bukan hanya kekurangan. Dengan mengenali sisi positif dalam diri, seseorang akan lebih mudah menghargai dan percaya pada diri sendiri. Contohnya, ia menyarankan remaja untuk menulis hal-hal kecil yang bisa dibanggakan, seperti sifat sabar, suka menolong, atau tekun.
Selain itu, Vera juga menyarankan agar remaja melakukan aktivitas positif yang disukai, seperti bergabung dengan komunitas sesuai minat mereka. Melalui kegiatan ini, remaja tidak hanya menyalurkan energi secara produktif tetapi juga memperluas pertemanan dan relasi tanpa tekanan.
Untuk melatih keberanian sosial, Vera menyarankan remaja melatihnya secara bertahap. Mulai dari menyapa orang lain, memberikan pujian, atau ikut terlibat dalam diskusi ringan. Hal ini membantu meningkatkan rasa percaya diri secara alami.
Aris Adi Leksono, Komisioner KPAI Klaster Pendidikan, Waktu Luang, dan Budaya, menekankan pentingnya berhenti membandingkan diri dengan orang lain. Setiap individu memiliki waktu, proses, dan jalan masing-masing dalam bertumbuh. Oleh karena itu, remaja perlu menghargai proses tumbuhnya sendiri tanpa terjebak dalam perbandingan yang tidak sehat.
Selain itu, Vera juga merekomendasikan agar remaja merawat diri dengan gaya hidup sehat. Pola tidur cukup, makan sehat, dan aktivitas fisik dapat membantu suasana hati menjadi lebih stabil dan meningkatkan rasa percaya diri. Ia menegaskan bahwa merawat diri adalah langkah penting dalam membangun kepercayaan diri yang sehat.
Sebelumnya, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) merekomendasikan sejumlah upaya sebagai pencegahan paham ekstremisme pada anak. Aris Adi Leksono menyampaikan keprihatinan mendalam atas peristiwa ledakan diduga bersumber dari rakitan bahan peledak yang terjadi di SMAN 72 Jakarta. Kasus tersebut melibatkan seorang peserta didik sebagai terduga pelaku.
Peristiwa ini tidak hanya mencederai rasa aman di lingkungan pendidikan, tetapi juga menunjukkan adanya tantangan serius dalam membangun budaya sekolah yang ramah anak dan anti kekerasan. Dengan demikian, penting bagi seluruh pemangku kepentingan untuk bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung perkembangan anak secara optimal.
Tips untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri
- Fokus pada kelebihan diri
- Tuliskan hal-hal kecil yang bisa dibanggakan, seperti sifat sabar atau tekun.
- Lakukan aktivitas yang disukai
- Bergabung dengan komunitas sesuai minat untuk memperluas relasi.
- Latih keberanian sosial secara bertahap
- Mulai dari menyapa orang lain atau ikut terlibat dalam diskusi ringan.
- Hindari membandingkan diri dengan orang lain
- Setiap individu memiliki proses dan jalan tersendiri dalam bertumbuh.
- Jaga kesehatan fisik dan mental
- Tidur cukup, makan sehat, serta lakukan aktivitas fisik secara rutin.
Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, remaja dapat membangun kepercayaan diri yang kuat dan sehat. Selain itu, penting bagi masyarakat dan institusi untuk bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan anak secara holistik.
