Menerima kritik sering kali terasa menegangkan, bahkan bagi orang yang tahu bahwa masukan itu penting untuk berkembang. Saat seseorang mengkritik kita, otak secara alami menyalakan alarm pertahanan diri karena merasa terancam dan perlu melindungi harga diri. Reaksi ini bukan kelemahan, melainkan respon biologis yang melibatkan amigdala — bagian otak yang mengatur rasa takut dan cemas.
Itulah sebabnya kritik bisa menimbulkan rasa malu, rendah diri, atau bahkan marah. Terutama bagi mereka yang tumbuh dalam lingkungan penuh tekanan dan penilaian keras, kritik dapat terasa seperti serangan pribadi. Sensitivitas terhadap kritik juga dipengaruhi oleh pengalaman masa kecil, kepribadian, dan pola pikir seseorang.
Mereka yang terbiasa menerima masukan secara positif sejak kecil cenderung lebih tangguh menghadapi kritik. Sebaliknya, individu dengan kepribadian sensitif atau tingkat kecemasan tinggi lebih mudah tersinggung ketika dikritik. Orang dengan growth mindset atau pola pikir berkembang biasanya memandang kritik sebagai peluang belajar. Mereka percaya kemampuan dapat diasah dengan usaha dan waktu.
Sementara itu, orang dengan fixed mindset melihat bakat dan kecerdasan sebagai hal yang tidak bisa diubah, sehingga kritik terasa menyakitkan dan menakutkan. Jika kamu sering merasa kesulitan menghadapi kritik, ada beberapa cara sederhana yang bisa membantu agar kamu tetap tenang dan bijak dalam menanggapinya.
Langkah-Langkah untuk Menangani Kritik dengan Baik
Berikan jeda sebelum merespons
Menarik napas dalam-dalam atau menghitung sampai tiga bisa membantu menenangkan diri dan berpikir jernih. Dengan begitu, kamu bisa menanggapi dengan logika, bukan emosi.Gunakan teknik disarming
Cari sisi benar dari kritik tersebut. Meski tidak setuju sepenuhnya, mengakui sebagian kebenaran dalam ucapan orang lain dapat meredakan ketegangan dan menunjukkan bahwa kamu mau mendengarkan. Ini membantu menciptakan suasana saling menghargai.Tunjukkan empati
Pahami perasaan orang yang memberi kritik dan sadari niat mereka mungkin untuk membantu, bukan menjatuhkan. Sikap terbuka seperti ini membuat komunikasi lebih sehat dan membangun hubungan yang lebih baik.Pisahkan isi pesan dari cara penyampaiannya
Kadang kritik terdengar kasar karena nada suara atau pilihan kata, padahal pesannya berguna. Fokuslah pada inti masukan dan tanyakan pada diri sendiri apa yang bisa kamu pelajari darinya.Jangan ragu untuk bertanya lebih lanjut
Mengajukan pertanyaan terbuka bisa membantu kamu memahami maksud sebenarnya dan membuat percakapan terasa lebih konstruktif.Tunjukkan bahwa kamu menghargai hubungan
Ucapan sederhana seperti “Terima kasih sudah jujur dan peduli” bisa membuat suasana menjadi lebih positif.Latih self-compassion
Ingat bahwa semua orang pernah melakukan kesalahan, dan kritik tidak menentukan nilai dirimu. Lihatlah kritik sebagai bagian dari proses belajar, bukan bukti bahwa kamu gagal.
Kesimpulan
Menerima kritik memang tidak mudah, tetapi dengan latihan dan kesadaran diri, kamu bisa menjadikannya alat untuk tumbuh. Dengan sikap terbuka, empati, dan pengendalian emosi, kritik bisa berubah dari sesuatu yang menyakitkan menjadi pelajaran berharga yang membantu kamu berkembang lebih jauh.
