Mini Karnaval Malaysia 2025 menjadi ajang yang menarik bagi masyarakat untuk mengenal lebih dekat budaya, kuliner, serta potensi ekonomi kreatif dari dua negara. Acara ini tidak hanya memperlihatkan berbagai hidangan khas Malaysia dan Indonesia, tetapi juga menyajikan pameran kesehatan, seminar kebudayaan, serta diskusi UMKM. Dengan tema yang beragam, acara ini memberikan wadah untuk pertukaran budaya dan pemahaman antar masyarakat.
Beragam Kegiatan yang Menarik Perhatian
Salah satu acara yang menarik adalah seminar tentang Pantun yang dihadiri oleh narasumber dari berbagai latar belakang. Narasumber tersebut berasal dari universitas di Malaysia, peminat seni P. Ramlee dari Serawak, serta dosen dan budayawan dari Untan dan adat Melayu Kalbar. Seminar ini menjadi kesempatan untuk memperkaya pengetahuan tentang tradisi sastra dan seni yang kaya akan makna.
Selain itu, acara ini juga akan dilanjutkan dengan seminar UMKM yang fokus pada pengembangan potensi produk di wilayah perbatasan, khususnya Serawak–Kalbar. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kerja sama antara pelaku usaha kecil dan menengah di kedua daerah.
Kuliner Khas yang Menggugah Selera
Di antara hidangan yang menjadi favorit pengunjung adalah Nasi Kandar Malaysia, Roti Cane, dan Teh Tarik, yang disajikan bersama beragam kuliner lokal khas Indonesia. Tidak hanya menawarkan rasa yang lezat, hidangan-hidangan ini juga menjadi representasi budaya masing-masing negara.
Kegiatan ini bukan hanya sekadar pameran kuliner, tetapi juga menjadi ruang promosi bersama bagi pelaku UMKM dan pariwisata di kedua wilayah. Dengan adanya acara seperti ini, diharapkan dapat memperkuat hubungan ekonomi dan budaya antara Malaysia dan Indonesia.
Apresiasi dari Para Tokoh
Acara ini dibuka secara simbolis dengan pembuatan Teh Tarik oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Kalbar, Windy Prihastari, mewakili Gubernur Kalbar, didampingi Konsulat Malaysia di Pontianak. Windy menyampaikan apresiasi kepada Konsul Malaysia di Pontianak, Azizul Zekri Abd Rahim, atas penyelenggaraan festival tersebut, serta kepada Rektor Untan Prof Garuda Wiko yang kembali menyediakan tempat untuk pelaksanaan kegiatan.
Menurut Windy, kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang promosi wisata dan ekonomi kreatif, tetapi juga menampilkan pameran kesehatan, pendidikan, serta seminar budaya. Kegiatan seperti ini sekaligus mengajak pemuda Kalbar, khususnya mahasiswa Untan, untuk lebih mengenal kebudayaan dua negara.
Kerja Sama yang Kuat antara Pihak Terkait
Konsul Malaysia di Pontianak, Azizul Zekri, menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kalbar Windy Prihastari, serta Rektor Untan Prof Garuda Wiko, atas kerja sama yang baik dengan Konsulat Malaysia di Pontianak.
Tahun lalu kegiatan ini hanya berlangsung satu hari, dan karena antusiasme yang tinggi, tahun ini kami laksanakan selama dua hari. Kami mengundang seluruh masyarakat untuk hadir menikmati beragam kegiatan dan kuliner khas dua negara.
Diplomasi Budaya yang Efektif
Di tempat yang sama, Rektor Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak, Prof. Garuda Wiko, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya Mini Karnaval Malaysia 2025, yang menjadi ajang mempererat hubungan Indonesia-Malaysia melalui diplomasi budaya.
Ini merupakan festival kedua yang kami selenggarakan. Saya ucapkan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Kalbar melalui Kepala Disporapar yang selalu hadir setiap tahun, serta kepada Konsulat Malaysia di Pontianak yang terus menjaga hubungan erat antara dua negara.
Ia menyebutkan, diplomasi antarnegara kini tidak hanya dilakukan secara formal, tetapi juga bisa diwujudkan melalui budaya, kuliner, dan kegiatan sosial masyarakat. Diplomasi budaya seperti ini menjadi sarana memperkuat persahabatan.
Harapan untuk Agenda Rutin
Prof Garuda juga berharap kegiatan semacam ini dapat menjadi agenda rutin tahunan. Selain mempererat hubungan budaya, kegiatan ini juga membuka peluang kolaborasi di bidang pendidikan yang telah terjalin antara Untan dan beberapa Universitas di Malaysia.
Dengan adanya Mini Karnaval Malaysia 2025, diharapkan dapat menjadi jembatan untuk memperkuat hubungan antara dua negara, baik secara budaya maupun ekonomi. Acara ini juga menjadi contoh bagaimana budaya dapat menjadi alat diplomasi yang efektif dalam membangun hubungan yang lebih erat.
