Goodside – Industri film Jepang dikenal memiliki berbagai genre ekstrem yang sering kali menembus batas norma dan moral. Beberapa di antaranya bahkan dilarang tayang karena dinilai terlalu sadis, vulgar, dan tidak layak untuk ditonton publik. Meskipun begitu, film-film ini tetap menjadi bahan pembicaraan para penikmat film dunia karena keberanian dan kontroversinya.
1. Fumiko’s Legs
Film ini mengisahkan seorang kakek yang memiliki obsesi terhadap kaki perempuan muda. Jalan ceritanya yang dianggap menyimpang dan penggambaran fetisisme yang eksplisit membuat Fumiko’s Legs menuai kecaman keras dari publik Jepang sendiri. Banyak festival film menolak menayangkannya karena dianggap melanggar nilai moral dan etika sosial.
2. Imprint
Disutradarai oleh Takashi Miike, Imprint dikenal sebagai salah satu film tersadis sepanjang sejarah televisi. Awalnya direncanakan tayang di Amerika Serikat, namun dibatalkan karena menampilkan adegan penyiksaan, mutilasi, dan kekerasan seksual yang dinilai terlalu ekstrem. Film ini sempat beredar secara terbatas di Jepang dan kemudian menjadi koleksi langka para penggemar horor ekstrem.
3. Emperor Tomato Ketchup
Film klasik ini dibuat dengan gaya hitam-putih, namun isinya sangat kontroversial. Emperor Tomato Ketchup menampilkan adegan eksplisit yang melibatkan anak-anak, sesuatu yang langsung membuat film ini dilarang tayang di hampir seluruh negara. Banyak kritikus menyebut film ini sebagai potret kelam kebebasan berekspresi yang kebablasan.
4. Audition
Salah satu film paling terkenal karya Takashi Miike ini dianggap sebagai mahakarya sekaligus mimpi buruk. Audition menceritakan kisah seorang pria yang mencari calon istri lewat audisi palsu, namun berakhir dalam teror sadis yang tak terbayangkan. Beberapa penonton dilaporkan pingsan saat pemutaran perdananya di festival film karena adegan penyiksaan yang sangat realistis.
5. Battle Royale
Dirilis pada tahun 2000, Battle Royale menampilkan cerita siswa-siswa SMP yang dipaksa untuk saling membunuh hingga tersisa satu orang saja. Konsep film ini dianggap terlalu brutal, terutama karena pemerannya adalah anak-anak sekolah. Namun di sisi lain, film ini juga menjadi pelopor genre survival modern dan sering dibandingkan dengan The Hunger Games.
6. Grotesque
Film ini menceritakan sepasang kekasih yang diculik oleh seorang dokter psikopat. Apa yang terjadi setelahnya adalah rangkaian adegan penyiksaan yang kejam dan tanpa ampun. Pemerintah Inggris bahkan melarang peredaran Grotesque karena dianggap tidak memiliki nilai seni selain kekerasan ekstrem.
7. In the Realm of the Senses
Film yang diangkat dari kisah nyata ini menampilkan hubungan obsesif antara seorang perempuan dan kekasihnya yang berakhir tragis. In the Realm of the Senses terkenal karena eksplorasi seksual yang eksplisit serta adegan sadis di bagian akhir film. Meski dikecam keras, film ini dianggap karya penting dalam sejarah sinema avant-garde Jepang.
Warisan Film Ekstrem Jepang di Dunia Perfilman
Meskipun sebagian besar film di atas dilarang tayang, pengaruhnya terhadap perfilman dunia sangat besar. Banyak sineas modern mengakui terinspirasi oleh keberanian sinema Jepang dalam mengeksplorasi sisi gelap manusia. Namun, batas antara seni dan eksploitasi tetap menjadi perdebatan panjang hingga kini.
Film-film semacam ini menjadi cermin bahwa industri hiburan Jepang berani mengangkat tema ekstrem sebagai bentuk ekspresi artistik, walau risikonya adalah penolakan publik dan pelarangan penayangan di berbagai negara.
