Banyak pemandu wisata biasanya bersikap ramah agar para pengunjung merasa nyaman. Namun, di Jerman, sebuah museum justru memilih pendekatan yang berbeda. Museum seni Kunstpalast Düsseldorf memiliki program unik yang disebut “Tur Pemandu Galak”, di mana pemandu tur tidak hanya bersikap kasar tetapi juga marah-marah kepada pengunjung. Hal ini menyerupai karakter pelayan dari restoran Karen’s Diner.
Pengalaman Unik dengan Pemandu yang Tidak Biasa
Tur Pemandu Galak dilakukan dua kali sebulan dan dipandu oleh Joseph Langelinck, yang merupakan alter ego dari seniman pertunjukan Jerman, Carl Brandi. Selama perjalanan selama 70 menit, Langelinck akan menggoyangkan jarinya di depan wajah pengunjung, menegur mereka karena sedang menggunakan ponsel atau duduk, serta mengejek ketidaktahuan mereka saat berkeliling museum. Meskipun sikapnya terlihat kasar, banyak pengunjung justru merasa tertarik dan kagum dengan pengalaman ini.
Biaya untuk mengikuti tur ini sekitar 8 USD atau sekitar Rp 134.000 per orang. Anehnya, tiket untuk setiap sesi selalu habis terjual. Bahkan, pemesanan tiket sudah mencapai tahun 2026. Ini menunjukkan bahwa antusiasme masyarakat terhadap konsep unik ini sangat tinggi.
Karakter yang Membuat Pengunjung Terkesan
Menurut deskripsi di situs resmi museum, Pemandu Si Pemarah tahu segalanya. Ia sering meledek orang lain dengan sikap kesal, bosan, dan arogan. Di akhir tur, karakter Langelinck tampak hampir putus asa. Ia membunyikan bel di dalam menara lonceng plester karya seniman Inge Mahn pada 1971 dengan marah.
Museum ini mencoba memberikan pengalaman baru yang kreatif untuk menarik pengunjung yang lebih muda dan meningkatkan jumlah pengunjung secara keseluruhan. Direktur Kunstpalast, Felix Krämer, terinspirasi untuk mempekerjakan Brandi setelah melihat kesuksesan viral dari beberapa restoran.
Mengubah Ketidakseimbangan Kekuatan di Museum
Brandi menjelaskan bahwa di museum seni rupa, selalu ada ketidakseimbangan kekuatan antara pernyataan museum bahwa “kita bisa memutuskan apa yang pantas dilihat di sini” dan pengunjung yang harus menuruti aturan tersebut. Dengan memperkenalkan pemandu galak, ia ingin membalikkan ketidakseimbangan ini.
Ia berpikir bahwa banyak orang merasa bahwa museum tidak tahu apa-apa dan hanya menunjukkan apa saja. Oleh karena itu, konsep ini dianggap menyegarkan dan menawarkan perspektif baru bagi pengunjung. Dengan cara ini, museum tidak hanya memberikan pengalaman visual tetapi juga emosional yang berbeda dari biasanya.
Kesimpulan
Tur Pemandu Galak di Kunstpalast Düsseldorf adalah contoh bagaimana museum dapat menciptakan pengalaman unik yang menarik minat pengunjung. Dengan karakter yang tidak biasa dan sikap yang kasar, program ini berhasil menarik perhatian publik dan memberikan sudut pandang baru tentang cara mengunjungi museum. Ini juga menunjukkan bahwa inovasi dan kreativitas dapat menjadi alat efektif untuk menarik pengunjung yang lebih luas.
