Sony Pictures Siapkan Film Labubu

goodside
4 Min Read

Sony Pictures baru saja mengumumkan bahwa mereka telah resmi memperoleh hak layar untuk Labubu, sebuah merek mainan asal Tiongkok yang dalam setahun terakhir menjadi fenomena pop culture global. Studio tersebut berencana untuk mengembangkan Labubu menjadi film layar lebar dan bahkan mungkin sebuah waralaba. Namun, proyek ini masih berada pada tahap awal, tanpa adanya produser atau talenta yang terlibat.

Keputusan ini muncul di tengah popularitas Labubu yang meningkat secara pesat dari komunitas kolektor hingga masyarakat luas. Hal ini dipicu oleh strategi blind box ala Pop Mart yang berhasil mendorong pasar sekunder dengan nilai fantastis.

Langkah Awal Sony Pictures dalam Mengembangkan Labubu

Menurut laporan dari The Hollywood Reporter, kesepakatan antara Sony Pictures dan Labubu baru saja ditutup minggu lalu. Ini menandai langkah awal studio untuk menjadikan boneka monster lucu-jelek ciptaan seniman Kasing Lung sebagai IP film utama berikutnya. Hingga saat ini, belum ada kepastian apakah film akan berbentuk live-action atau animasi.

Meski begitu, rekam jejak Sony Pictures melalui film seperti Jumanji dan K-Pop Demon Hunters membuat banyak pihak menilai proyek ini sebagai peluang besar bagi studio untuk menggarap merek yang telah matang secara visual dan fandom.

Popularitas Mendunia Labubu

Meskipun Labubu muncul sejak 2015, ketenarannya baru benar-benar mencapai puncaknya dalam beberapa bulan terakhir. Figur bergigi taring yang diproduksi Pop Mart itu tidak hanya sukses secara penjualan, tetapi juga menjadi magnet budaya pop berkat dukungan dari para selebritas.

Lisa BLACKPINK pernah menyebutkan, “Labubu adalah bayiku,” dalam wawancara. Sedangkan bintang NBA, Dillon Brooks, terlihat mengenakan Labubu sebagai aksesori dalam pertandingan playoff.



Lisa BLACKPINK dengan busana Labubu di Deadline World Tur di London, 17 Agustus 2025. Foto: Instagram/lalalalisa_m

Labubu awalnya dibuat oleh How2Work dan kemudian diambil alih Pop Mart pada 2019. Dua faktor yang mempercepat ledakannya adalah strategi blind box yang menciptakan ketegangan dan eksklusivitas serta maraknya pasar sekunder yang membuat beberapa item Labubu mencapai harga enam digit dalam pelelangan art toy. Pengaruh selebritas, khususnya di Asia Tenggara, membuat popularitasnya meluas secara global, mengangkat laba Pop Mart hingga naik 350 persen pada awal tahun.

Apakah Labubu Akan Menjadi Tren Sesaat atau Waralaba Raksasa Baru?

Sony tampak mengambil risiko terukur. Mengembangkan film fitur membutuhkan waktu bertahun-tahun, dan keputusan ini berarti mempertaruhkan bahwa Labubu akan tetap relevan sampai filmnya dirilis. Namun, melihat gelombang antusiasme yang masih sangat aktif, potensi itu dianggap cukup besar, terutama dengan basis penggemar internasional yang terus tumbuh.

Menurut laporan dari The Hollywood Reporter, Hollywood dalam satu dekade terakhir mengalami pergeseran: bukan lagi film yang melahirkan mainan, melainkan mainan yang melahirkan film. Kesuksesan The LEGO Movie dan Barbie, yang menghasilkan lebih dari US$ 1 miliar serta mencetak nominasi Oscar, menjadi bukti bahwa brand mainan tanpa narasi bawaan dapat tumbuh menjadi film sukses jika dikembangkan dengan tepat.

Sony sendiri saat ini juga tengah mengembangkan proyek lain berbasis mainan, seperti View Master. Dengan daya tarik global, nilai koleksi yang terus meningkat, fandom yang solid, serta dukungan selebritas, langkah Sony mengembangkan film Labubu dinilai sebagai percobaan besar untuk menciptakan IP hit baru dari dunia mainan. Meski masih sangat awal, potensi terbentuknya Labubu Cinematic Universe kini terlihat lebih nyata dari sebelumnya, dan Hollywood tampaknya siap menyambut monster imut ini ke layar lebar.

Share This Article
Leave a Comment