Seorang youtuber asal Thailand, Jack Papho, menuai kritik setelah mengunggah video dirinya menari tanpa baju di atap mobil di sebuah titik pengamatan Gunung Fuji yang populer di Jepang. Video berdurasi satu menit itu dibagikan pada hari Senin dan langsung menjadi viral di media sosial.
Dalam video tersebut, Jack Papho terlihat menari di depan toko ritel Lawson yang menghadap ke Gunung Fuji di kota resor Kawaguchiko, Fujikawaguchiko. Spot ini sangat diminati oleh para turis yang ingin berfoto dengan latar belakang gunung tertinggi di Jepang. Karena popularitasnya, lokasi ini sempat dipasangi pagar untuk mencegah wisatawan dari berswafoto tanpa memperhatikan keselamatan dan kenyamanan penduduk setempat.
Dalam waktu tiga jam setelah video diunggah, klip tersebut telah mendapatkan lebih dari 12.000 komentar. Di bagian keterangan video, Jack Papho menyampaikan pernyataannya, “Tidak peduli siapa yang memandang rendah saya, saya tidak peduli dengan kata-kata mereka.”
Respons Pemerintah Thailand
Aksi yang dilakukan oleh Jack Papho menimbulkan banyak respons, termasuk dari pihak pemerintah. Menteri Luar Negeri Sihasak Phuangketkeow meminta para influencer dan wisatawan Thailand untuk menghormati hukum dan norma budaya negara yang dikunjungi. Ia khawatir perilaku tersebut dapat merusak reputasi Thailand di luar negeri.
“Ketika bepergian ke luar negeri, sangat penting untuk menghormati hukum, adat istiadat, dan standar sosial setempat,” ujarnya. “Jepang adalah masyarakat yang sangat tertib. Tindakan yang mengganggu kesopanan publik dapat merusak citra Thailand, dan kami tidak ingin insiden ini memengaruhi pengalaman wisatawan Thailand lainnya.”
Menteri Pariwisata dan Olahraga Atthakorn Sirilatthayakorn juga menyatakan kekhawatirannya bahwa insiden ini dapat memperkuat stereotip negatif terhadap wisatawan Thailand. “Ini pasti akan berdampak,” ujarnya. “Kami secara konsisten mengimbau warga negara Thailand di luar negeri untuk menghindari tindakan yang melanggar peraturan setempat atau ekspektasi budaya.”
Ia menambahkan bahwa pihaknya terus memperkuat upaya komunikasi untuk meningkatkan kesadaran budaya di kalangan warga negara.
Penilaian Netizen Thailand
Banyak netizen Thailand mengecam aksi tersebut sebagai “tidak sopan” dan “tidak pantas”. Menurut warganet, seperti dilansir Nation Thailand, hal itu menunjukkan penilaian yang buruk di lokasi yang indah dan penting secara budaya.
Para netizen memperingatkan bahwa perilaku tersebut dapat merusak reputasi wisatawan Thailand dan memicu tindakan yang lebih ketat bagi pengunjung asing. Seorang pengguna Facebook mengirimkan surat terbuka kepada Direktur Jenderal Departemen Urusan Konsuler yang meminta agar paspor Thailand milik Jack Papho dicabut dan permohonan paspor di masa mendatang ditolak, karena tindakannya bikin malu Thailand.
Banyak netizen mendukung petisi tersebut dan meminta Kedutaan Besar Jepang di Bangkok untuk meminta otoritas Jepang membatalkan visanya dan melarangnya masuk kembali. Petisi tersebut mengutip Undang-Undang Paspor Thailand tahun 1977, yang mengizinkan pencabutan jika pemegang paspor melakukan pelanggaran di luar negeri atau berperilaku dengan cara yang mengancam keamanan nasional atau ketertiban umum.
Sejak Juli 2013, Jepang telah menawarkan pembebasan visa bagi pengunjung Thailand untuk menghidupkan kembali industri pariwisatinya setelah bencana pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima. Kebijakan ini dihentikan sementara selama pandemi tetapi diberlakukan kembali pada Oktober 2022.
