Waspadai Bahaya Longsor di Tiga Kawasan Wisata Yogyakarta

goodside
4 Min Read

Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah mengeluarkan surat edaran terkait penyelenggaraan kegiatan pariwisata di kawasan yang rawan longsor menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026. Surat edaran ini dikeluarkan mengingat meningkatnya curah hujan di daerah tersebut pada bulan Desember. Imbauan ini ditujukan kepada para pelaku usaha wisata serta wisatawan agar tetap waspada dan mematuhi prosedur keselamatan yang telah ditetapkan.

Kepala Dinas Pariwisata DIY, Imam Pratanadi, menjelaskan bahwa berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, terdapat tiga kawasan wisata yang memiliki potensi rawan tanah longsor. Ketiga kawasan tersebut adalah Perbukitan Menoreh di Kabupaten Kulon Progo, Pegunungan Sewu di Kabupaten Gunungkidul, serta Perbukitan Patuk – Imogiri di Kabupaten Bantul.

“Di tiga kawasan itu terdapat sejumlah destinasi wisata,” ujarnya pada Senin, 8 Desember 2025. Destinasi wisata yang termasuk dalam kawasan rawan longsor antara lain:

  • Nglinggo – Tritis
  • Puncak Widosari
  • Puncak Suroloyo
  • Sendangsono
  • Embung Tonogoro
  • Desa Wisata Tinalah
  • Desa Wisata Jatimulyo
  • Nglanggeran
  • Goa Pindul
  • Kalisuci
  • Air terjun Srigethuk
  • Goa Jomblang
  • Desa Wisata Wukirsari
  • Mangunan (Becici, Pengger)
  • Imogiri
  • HeHa Sky View
  • Bukit Bintang

Catatan Sejarah Kejadian Longsor

Menilik data sejak tahun 2023, kejadian longsor di destinasi wisata DIY hanya pernah terjadi di area parkir Tebing Breksi di Kabupaten Sleman. “Selebihnya kejadian longsor tidak secara spesifik terjadi di destinasi wisata di kawasan rawan itu sehingga tidak berdampak kepada operasional destinasi tersebut,” jelas Imam.

Namun, insiden longsor di beberapa daerah juga berdampak pada kerusakan infrastruktur, khususnya jalan yang mengganggu akses menuju destinasi wisata. Hal ini menjadi perhatian serius bagi Dinas Pariwisata DIY agar dapat segera menangani masalah tersebut.

Mitigasi Bencana dan Persiapan Operasional

Imam mengingatkan bahwa longsor merupakan fenomena alam yang tidak dapat diprediksi secara pasti. Oleh karena itu, pemetaan kawasan yang berpotensi rawan longsor menjadi prosedur standar dalam upaya mitigasi bencana.

“Jadi kami tegaskan, sampai saat ini tidak ada penutupan ke destinasi wisata yang berada di dalam kawasan yang berpotensi longsor, semua destinasi tetap beroperasi seperti biasa,” kata dia. Dinas Pariwisata DIY memastikan semua destinasi di kawasan berpotensi bencana tetap aman untuk dikunjungi dan aktivitas wisata dapat dilakukan seperti biasa. Dengan pengawasan secara intensif antara pengelola destinasi, masyarakat, dan aparatur setempat.

“Kami telah melakukan langkah mitigasi bersama para pengelola destinasi dan desa wisata dalam menyambut wisatawan libur Nataru ini,” imbuh Imam. Termasuk memastikan ketersediaan rambu penunjuk arah dan rambu peringatan, serta memantau peralatan keamanan dan keselamatan dapat berfungsi dengan baik.

Pengawasan juga dilakukan di tingkat kabupaten/kota untuk memastikan pelaksanaan operasional oleh pelaku usaha sesuai dengan SOP berlaku. “Yang jelas, perlu terus memantau kondisi cuaca di destinasi wisata secara real-time dengan memanfaatkan kamera CCTV,” ujarnya.

Prioritas Keselamatan Wisatawan

Imam memastikan wisatawan dapat berkunjung dengan aman. “Keamanan, keselamatan, dan kenyamanan wisatawan tetap prioritas utama kami, dan setiap potensi risiko akan ditangani sesuai prosedur mitigasi yang telah disiapkan,” ujarnya. Dengan langkah-langkah yang telah diambil, Dinas Pariwisata DIY berkomitmen untuk memberikan pengalaman liburan yang nyaman dan aman bagi semua pengunjung.

Share This Article
Leave a Comment