Rendy Asra, seorang warga Balikpapan, memiliki hobi unik yang tak banyak orang ketahui. Ia mengumpulkan lebih dari 50 setlist konser sebagai arsip sejarah musik Indonesia. Setlist ini mencakup berbagai band, baik yang masih aktif maupun yang telah bubar atau kehilangan personel. Baginya, setiap lembar kertas yang diambil dari panggung konser adalah rekaman sejarah yang tak ternilai.
Setiap kali menonton konser, Rendy selalu memprioritaskan untuk mengumpulkan setlist. Hobi ini tidak hanya menjadi bentuk apresiasi terhadap musik, tetapi juga upaya mendokumentasikan perjalanan band-band yang pernah ia saksikan langsung. Meski terlihat sederhana, daftar lagu yang dimainkan oleh band di panggung bisa menjadi media untuk merekam jejak sejarah musik Indonesia.
Bagi Rendy, setlist bukan hanya catatan teknis. Ia melihatnya sebagai potongan sejarah yang bisa diceritakan pada anak-anaknya kelak. “Karena aku butuh ada sesuatu yang disimpan, dan setlist ini paling otentik. Dia yang ada di panggung, dia yang dilihat band, dia yang dipakai mereka manggung,” ujarnya sembari menunjukkan beberapa setlist konser, Minggu (5/12/2025).
Ia mulai mengumpulkan setlist sekitar tahun 2013, setelah pertama kali mengumpulkan setlist saat menonton konser band favoritnya, Koil. Hingga kini, Rendy memiliki sekitar 50 setlist dari setiap konser yang pernah ditontonnya, baik di dalam maupun luar kota Balikpapan. Beberapa setlist tersebut bahkan memiliki nilai sejarah yang sulit terulang, karena mengandung tanda tangan personel band yang sudah tidak lagi bergabung atau bahkan meninggal dunia.
Contohnya, setlist konser Burgerkill lengkap dengan tanda tangan gitaris legendaris mendiang Eben, serta setlist konser Sore ketika masih diperkuat mendiang Ade Paloh. Setiap setlist yang dikumpulkan memiliki cerita masing-masing, seperti tahun album yang dirilis, era musik, dan lagu pamungkas yang dibawakan.
Selain itu, Rendy juga kerap mengikuti perjalanan sebuah band dari album pertama hingga terbaru. Jika suatu band memiliki lima album dan ia menyukainya, biasanya rilisan fisiknya akan ia lengkapi. Contohnya, Koil, Seringai, Komunal, dan lain-lain, hampir semua rilisannya ada di rumahnya. Terlebih, Koil adalah band yang ia sukai sejak kecil.
Untuk menjaga nilai dokumenter dari koleksinya, Rendy kini tengah merencanakan pameran setlist konser yang ia kumpulkan pada kuartal pertama tahun 2026 mendatang. Melalui pameran ini, ia ingin memperkenalkan jejak sejarah, kisah panggung, dan riwayat musik yang melekat di setiap lembar kertas tersebut. Puluhan setlist ini akan dibingkai dan dipajang agar lebih banyak orang memahami nilai dokumenternya.
“Ini kan potongan sejarah musik Indonesia. Setiap setlist punya cerita. Bahkan tanda tangan, kertas sobek, noda kopi, itu semua bagian dari momen panggung,” jelasnya.
Pameran ini juga direncanakan akan berkolaborasi dengan para art worker dan seniman lokal. Bahkan, Rendy membuka kesempatan bagi siapa pun, baik seniman, band lokal, hingga kolektor lainnya, untuk ikut berkontribusi dalam perhelatan tersebut.
“Kalau mau gabung, ayo. Mau barengan bikin karya atau mau bantu narasi, semuanya terbuka,” pungkasnya.
