Rawon Pincuk Aroma Daun Pisang Jadi Ikon Kuliner Jember, Laku 200 Porsi Harian

goodside
3 Min Read

Di tengah kota Jember, Jawa Timur, muncul inovasi kuliner yang menarik perhatian banyak orang. Salah satu yang menjadi sorotan adalah rawon pincuk, sebuah sajian unik yang disajikan di atas daun pisang berbentuk kerucut. Konsep ini berasal dari Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Sumbersari, dan kini menjadi ikon kuliner baru di kawasan tersebut.

Penyajian Tradisional dengan Sentuhan Modern

Berbeda dari rawon biasanya, rawon pincuk disajikan dengan cara yang khas. Nasi putih dan kuah rawon panas ditempatkan langsung di atas pincuk daun pisang. Daun pisang ini dibentuk menjadi kerucut dan dikunci menggunakan lidi agar tidak mudah terbuka. Proses ini tidak hanya menciptakan tampilan yang menarik, tetapi juga memberikan aroma alami yang memperkaya cita rasa.

Mutiara Bahari, pemilik warung rawon pincuk, menjelaskan bahwa konsep penyajian ini mendapat respons positif dari masyarakat. “Banyak yang bertanya apakah tidak bocor kalau rawon dipincuk. Tapi justru setelah disiram kuah panas, muncul aroma khas daun pisang yang membuat rasanya berbeda,” ujarnya.

Rasa yang Menggugah Selera

Aroma kluwek yang kuat, kuah yang gurih, dan daging yang empuk menjadi ciri khas dari rawon pincuk. Sensasi makan di atas daun pisang memberi wangi alami yang membuat penikmatnya ketagihan. Bahari menyebutkan bahwa konsep ini sangat diminati, terutama oleh kalangan anak muda yang senang dengan pengalaman kuliner yang unik.

Warung rawon pincuk menawarkan berbagai pilihan menu dan topping, seperti rawon babat, empal, paru hingga rawon pecel. Dari semua menu, rawon pecel dan empal menjadi favorit pelanggan. “Yang paling banyak diburu itu rawon pecel dan empal. Itu best seller kami,” tambah Bahari.

Harga Terjangkau dan Tingkat Penjualan Tinggi

Harga yang ditawarkan untuk setiap porsi rawon pincuk sangat terjangkau, mulai dari Rp 10 ribu hingga Rp 25 ribu. Dengan harga yang murah, warung ini mampu menjual hingga 200 porsi per hari. Warung ini buka setiap hari mulai pukul 08.00 WIB hingga 23.00 WIB, dengan waktu ramai pada pagi hari, jam makan siang, serta sore hingga malam.

Salah satu pelanggan setia, Halawatin Salwa, mengaku sering datang ke warung ini karena cita rasa yang khas. “Aku sering banget ke sini, karena memang mantep banget,” katanya. Ia menilai kuah rawon di warung tersebut sangat medok dan dagingnya empuk. “Saya yang awalnya tidak suka daging jadi suka. Aromanya juga khas karena disajikan pakai daun pisang,” ujarnya.

Pengalaman Berbeda dalam Setiap Porsi

Dengan konsep penyajian yang unik dan cita rasa yang lezat, rawon pincuk Jember berhasil menarik minat banyak orang. Bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga pengalaman yang berbeda. Bagi yang ingin mencoba sensasi baru dalam berkuliner, rawon pincuk bisa menjadi pilihan yang menarik.




Share This Article
Leave a Comment