Film Air Mata di Ujung Sajadah 2: Surat Cinta untuk Ibu

goodside
5 Min Read

Sinematografi yang Menggugah Hati

Film Air Mata di Ujung Sajadah (2023) berhasil menarik perhatian penonton dengan jumlah penonton sebanyak 3,1 juta. Kini, film tersebut kembali hadir dalam bentuk sekuelnya, Air Mata di Ujung Sajadah 2, yang akan dirilis di bioskop Indonesia pada 23 Oktober 2025. Film yang diproduksi oleh Beehave Pictures ini tidak hanya melanjutkan kisah drama keluarga yang mengharukan, tetapi juga membawa penonton ke dalam alur cerita yang lebih dalam dan penuh emosi.

Alur Cerita yang Menghadirkan Dilema

Disutradarai oleh Key Mangunsong, Air Mata di Ujung Sajadah 2 kembali menghadirkan karakter-karakter utama seperti Aqilla (Titi Kamal) dan Yumna (Citra Kirana). Mereka adalah dua sosok ibu yang sama-sama berjuang demi cinta dan kebahagiaan Baskara (Faqih Alaydrus). Kisah ini merupakan kelanjutan dari film pertama, di mana penonton diajak mengikuti perjalanan hidup Aqilla setelah merelakan anaknya, Baskara, diasuh oleh pasangan Arif dan Yumna di Kota Solo.

Ketika kontak antara Aqilla dan Baskara melalui Yumna terputus selama beberapa bulan, Aqilla memutuskan untuk pergi ke Solo guna mencari kebenaran tentang kondisi anaknya. Perjalanan ini menjadi awal dari pengalaman emosional yang tak terlupakan bagi Aqilla.

Konflik yang Menyentuh Hati

Film ini tidak hanya melanjutkan kisah, tetapi juga hadir dengan konflik yang lebih dalam dan pertanyaan yang lebih menyentuh. Penonton diberi kesempatan untuk memilih di pihak siapa mereka akan berdiri: apakah di pihak Aqilla, sang ibu kandung yang berjuang merebut kembali hatinya yang hilang, atau Yumna, ibu yang membesarkan Baskara dengan cinta tulus namun dihantui ketakutan kehilangan?

Peran Aktris yang Menyentuh Hati

Titi Kamal kembali berperan sebagai Aqilla, yang menjadi representasi dari para ibu yang terpaksa mengorbankan kebahagiaannya. Ia mengungkapkan bahwa naskah film ini membuatnya menangis karena perjuangan Aqilla sangat nyata dan menyakitkan. “Membaca naskahnya saja sudah membuat saya menangis,” ujar Titi.

Sementara itu, Citra Kirana yang berperan sebagai Yumna menampilkan sisi lain dari cinta seorang ibu. Menurut Citra, Yumna adalah bukti bahwa cinta tidak mengenal batas darah. “Yumna tegar dan ikhlas, tapi di dalam hatinya ada ketakutan terbesar seorang ibu. Saya yakin banyak ibu bisa merasakan apa yang Yumna rasakan,” katanya.

Karakter Baru yang Menambah Kekayaan Cerita

Pendatang baru dalam daftar pemain, Daffa Wardhana, berperan sebagai Fathan. Ia mengaku bersyukur bisa menjadi bagian dari film ini. Menurutnya, melalui karakter Fathan, ia belajar mengenai kekuatan untuk saling mengerti. “Film ini adalah refleksi tentang pengorbanan, keikhlasan, dan cinta tanpa batas yang bernama keluarga. Semoga kehadiran karakter baru seperti Fathan semakin memperkaya lapisan emosional dalam cerita,” ucap Daffa.

Pesan yang Mendalam tentang Cinta Keluarga

Sutradara Key Mangunsong menjanjikan bahwa Air Mata di Ujung Sajadah 2 sarat emosi karena kehilangan, namun juga membawa harapan. Ceritanya, menurut Key, melanjutkan kisah film pertama yang berpegang teguh pada cinta kasih keluarga. “Kisah Air Mata di Ujung Sajadah 2 memperkuat pesan yang telah disampaikan dalam film pertama, yaitu tak terbatasnya cinta ibu bagi anak. Kami berharap film ini kembali menyentuh hati penonton Indonesia dengan cerita yang semakin dalam, karena saya membawakan cerita yang lebih haru dan lebih sedih jika dibandingkan dengan film pertama,” kata Key.

Produser Ronny Irawan menyebutkan bahwa film ini dipersembahkan untuk semua ibu yang tak pernah berhenti mencintai anak dengan sepenuh hati. “Kami ingin mengingatkan para penonton Indonesia kalau tidak ada cinta yang lebih tulus dari cinta kasih seorang ibu kepada anaknya. Lewat sekuelnya, kami ingin melanjutkan kisah keluarga yang dua kali lebih pahit, dua kali lebih sedih tetapi juga dua kali lebih hangat,” ujar dia.

Soundtrack yang Mengiringi Emosi

Film ini dilengkapi dengan soundtrack yang menggugah hati, termasuk lagu-lagu seperti Cinta Untuk Mama (Farel Prayoga), Bintang-bintang (Keke Adiba dan Yogie Nandes), Bukan Lagi Rumahmu (Andmesh), serta Dawai dan Pura-pura Bahagia (Fadhilah Intan). Musik ini memberikan nuansa emosional yang sempurna untuk mendukung alur cerita yang penuh makna.

Baca juga:

Share This Article
Leave a Comment