Film “Pangku”: Jeritan Hati Perempuan Tangguh di Balik Kisah Kopi Jalur Pantura

goodside
3 Min Read
film pangku tentang apa | youtube cinema 21 official trailer film pangku

“Pangku” adalah film drama Indonesia yang menarik perhatian karena menandai debut penyutradaraan film panjang oleh aktor ternama, Reza Rahadian.

Bukan sekadar drama, film ini adalah potret kemanusiaan yang getir, menyoroti realitas kehidupan perempuan di tengah kerasnya tantangan ekonomi dan sosial di jalur Pantai Utara (Pantura).

Inti Cerita: Perjuangan dan Jebakan di Kedai Kopi

Film “Pangku” berpusat pada kisah pilu Sartika (diperankan oleh Claresta Taufan), seorang perempuan muda yang sedang mengandung. Ia memutuskan meninggalkan kota asalnya dengan harapan mencari kehidupan baru yang lebih layak bagi anak yang ia kandung.

Perjalanan Sartika membawanya ke kawasan Pantura. Di sana, ia bertemu dengan Bu Maya (Christine Hakim), pemilik kedai kopi yang dikenal suka menolong dan merawat Sartika hingga proses persalinan.

Namun, kebaikan Bu Maya ternyata memiliki maksud terselubung. Setelah melahirkan, Sartika terpaksa harus bekerja di warung kopi milik Bu Maya yang menjalankan praktik “kopi pangku.”

Praktik “kopi pangku” adalah istilah untuk warung kopi di Pantura yang tidak hanya menjual minuman, tetapi juga menawarkan layanan teman duduk atau teman secara fisik (dipangku) bagi para pelanggan, yang mayoritas adalah sopir truk.

Dalam lingkaran kelam tersebut, Sartika harus menghadapi kenyataan pahit bahwa dirinya hanya menjadi alat untuk kepentingan orang lain demi bertahan hidup dan membesarkan anaknya.

Harapan baru muncul saat Sartika bertemu dengan Hadi (Fedi Nuril), seorang sopir truk yang tulus dan menawarkan jalan keluar dari dilema yang mengekangnya. Film ini mengajak penonton menyelami perjuangan Sartika dalam menemukan kembali harapan, sekaligus mempertanyakan kekuatan cinta untuk menyembuhkan luka dan menghadapi pilihan hidup yang sulit.

Debut Penyutradaraan Reza Rahadian

“Pangku” adalah karya yang sangat personal bagi Reza Rahadian. Ide cerita ini muncul ketika ia melakukan syuting di wilayah Pantura dan terinspirasi oleh fenomena warung kopi pangku yang menjadi cerminan kerasnya realitas sosial perempuan di daerah tersebut.

Melalui film ini, Reza Rahadian menggunakan medium penyutradaraan untuk mengangkat isu yang relevan secara global:

  • Isu Sosial dan Gender: Menyoroti perjuangan perempuan yang terhimpit keterbatasan pilihan hidup, masalah ketimpangan ekonomi berbasis gender, dan eksploitasi di wilayah pinggiran.
  • Surat Cinta untuk Perempuan: Reza menyebut film ini sebagai “surat cinta untuk para ibu dan perempuan hebat” yang berjuang dalam diam di tengah keterbatasan.

Dengan jajaran pemain bintang seperti Christine Hakim, Fedi Nuril, dan pendatang baru yang kuat Claresta Taufan, “Pangku” berhasil menyajikan drama yang kaya emosi dan refleksi sosial. Film ini bahkan telah mendapat pengakuan global, salah satunya dengan meraih empat penghargaan di Busan International Film Festival (BIFF).

Baca juga:

TAGGED:
Share This Article
Leave a Comment