Hadirnya Libur Nataru, Yogyakarta Kosongkan Seluruh Depo Sampah

goodside
4 Min Read

Sebanyak 1,7 juta wisatawan diperkirakan membanjiri Yogyakarta selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Kenaikan jumlah pengunjung ini berpotensi meningkatkan volume sampah yang ada di kota. Dengan kondisi sampah yang masih dalam status darurat, Pemerintah Kota Yogyakarta melakukan berbagai langkah antisipasi untuk menjaga kebersihan kota.

Pemerintah setempat mengejar target pengosongan seluruh depo sampah, terutama yang berada di sekitar kawasan yang sering dikunjungi wisatawan. Beberapa lokasi tersebut antara lain Gumaton, Tugu-Malioboro-Keraton, serta destinasi seperti Taman Pintar, Gembira Loka, dan pusat-pusat oleh-oleh. Tujuannya adalah untuk menghindari penumpukan sampah yang dapat mengganggu kenyamanan warga dan pengunjung.

Dari awal Desember hingga 10 Desember, sebanyak 500 ton sampah secara bertahap terus diangkut menuju Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan. Langkah ini dilakukan sebagai upaya mengantisipasi lonjakan produksi sampah selama musim liburan.

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo menyampaikan bahwa penanganan sampah menjadi perhatian utama, mengingat mobilitas warga dan wisatawan setiap libur Nataru selalu memicu peningkatan timbulan sampah. Ia menjelaskan bahwa targetnya adalah Rabu 10 Desember, depo-depo sudah bersih. Untuk itu, pihaknya menyiapkan kuota 500 ton khusus momen ini yang harus dimaksimalkan. Truk akan melakukan dua kali angkut per hari ke TPST Piyungan.

Hasto mengakui bahwa pekerjaan besar masih menanti. Kota Yogyakarta mencatat timbulan sampah sekitar 300 ton per hari, sementara kemampuan pengelolaannya kini baru mencapai 190 ton per hari. Untuk menutup celah ini, ia menginstruksikan agar fungsi Unit Pengolahan Sampah (UPS) dimaksimalkan. UPS yang telah disebar di berbagai titik Kota Yogyakarta seperti Nitikan, Kranon, Karangmiri, Sitimulyo 1 dan 2, serta Giwangan akan menjadi tulang punggung pengelolaan sampah di hilir saat terjadi lonjakan signifikan volume sampah.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta Rajwan Taufiq menambahkan bahwa pengosongan depo akan melibatkan total 500 armada angkut. “Satu truk kapasitasnya sekitar 5 ton. Dengan skema dua kali angkut per hari, target 500 ton bisa terkejar. Pemkot memiliki sekitar 40 truk, sisanya disewa menggunakan anggaran yang tersedia,” ujarnya.

Rajwan menegaskan bahwa langkah percepatan ini menjadi strategi penting agar depo-depo tidak mengalami penumpukan yang dapat mengganggu operasional saat libur panjang. Upaya percepatan pengosongan depo ini diharapkan mampu menjaga kenyamanan kota. Dengan kunjungan pada momen Nataru yang diprediksi meningkat, kesiapan infrastruktur kebersihan menjadi faktor penting agar Kota Yogyakarta tetap rapi dan nyaman.

Strategi Pengelolaan Sampah yang Efisien

Untuk memastikan keberhasilan pengelolaan sampah selama libur Nataru, Pemerintah Kota Yogyakarta mengambil beberapa strategi. Pertama, penggunaan truk pengangkut sampah yang lebih banyak dan beroperasi dua kali sehari. Kedua, pemanfaatan UPS yang tersebar di berbagai titik kota. Ketiga, kerja sama dengan pihak ketiga untuk menyewa armada tambahan jika diperlukan.

Selain itu, pihak dinas juga melakukan koordinasi dengan petugas kebersihan dan masyarakat sekitar kawasan wisata untuk memastikan semua sampah diangkut tepat waktu. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi penumpukan yang bisa mengganggu aktivitas masyarakat dan pengunjung.

Peran Masyarakat dalam Menjaga Kebersihan

Meski pemerintah melakukan berbagai upaya, peran masyarakat juga sangat penting dalam menjaga kebersihan kota. Wisatawan dan warga setempat diimbau untuk tidak membuang sampah sembarangan dan memilah sampah sesuai jenisnya. Dengan kesadaran masyarakat, diharapkan bisa membantu mempercepat proses pengelolaan sampah dan menjaga lingkungan tetap bersih.

Share This Article
Leave a Comment