HAPS Entertainment Juara Musik Kolintang PYC, Bawa Piala Lis Purnomo Yusgiantoro

goodside
4 Min Read

Lomba kolintang Purnomo Yusgiantoro Center (PYC) yang bertema “Senandung Ansambel Kolintang untuk Dunia” menjadi ajang penting dalam melestarikan alat musik tradisional asal Minahasa, Sulawesi Utara. Dalam lomba ini, HAPS Entertainment berhasil menjadi pemenang setelah mengalahkan empat finalis lainnya. Mereka memperoleh hadiah berupa piala dan uang tunai sebesar Rp 100 juta.

Finalis yang Ikut Berlaga

Lomba ini diikuti oleh lima grup yang terdiri atas Sanggar Ma’zani Sombor, Squad Kolintang Spensabaya, BeeLintang, The Fore, dan HAPS Entertainment. Setiap peserta menampilkan keterampilan mereka dengan lagu wajib dan bebas yang sesuai tema lomba.

HAPS Entertainment tampil dengan sangat memukau, membawakan lagu wajib Piano Concerto No.1, lagu nasional Indonesia Jaya, serta lagu bebas Rondo Alla Turca “Turkish March”. Penampilan mereka berhasil memikat sekitar 200-an penonton yang hadir di acara tersebut.

Dewan Juri yang Kompeten

Dewan juri yang terdiri dari Ananda Sukarlan, pianis dan komposer internasional; Simon Aloysius Mantiri, Direktur Utama PT Pertamina (Persero); dan Purwa Caraka, seorang musisi dan pendidik musik senior Indonesia, sepakat menetapkan HAPS Entertainment sebagai pemenang. Keputusan ini diambil karena penampilan mereka yang luar biasa dan mampu memadukan musik klasik dengan alat musik tradisional.

Peran Lis Purnomo Yusgiantoro

Lis Purnomo Yusgiantoro, yang juga merupakan tokoh kolintang nasional, berperan besar dalam memperjuangkan pengakuan UNESCO terhadap kolintang sebagai warisan budaya tak benda dunia. Ia aktif dalam melestarikan dan mengembangkan alat musik ini melalui konser di tingkat nasional maupun internasional.

Menurut Lis, kolintang memiliki nilai historis dan musikal yang sangat tinggi. Namun, belum pernah ada kompetisi yang secara formal menempatkan kolintang di panggung musik klasik era 1600–1900. Lomba PYC memberikan ruang bagi pemain kolintang untuk menampilkan kemampuan interpretasi musik klasik Peter I. Tchaikovsky: Piano Concerto No.1, sekaligus lagu nasional dalam format ansambel.

Tujuan Lomba Kolintang PYC

Lomba ini diharapkan dapat menjadi tonggak baru dalam perjalanan musik tradisional Indonesia. Melalui kompetisi ini, PYC berupaya menjawab tantangan regenerasi dan apresiasi pada musik tradisional di tengah derasnya arus modernisasi.

Lis menyampaikan harapan agar lomba ini dapat mendorong tumbuhnya bibit-bibit musisi Kolintang baru, membuka ruang apresiasi bagi masyarakat, menjaga keberlangsungan Kolintang sebagai warisan budaya tak benda UNESCO, dan menghadirkan kolintang ke panggung musik internasional.

Tahapan Kompetisi

Ketua Umum PYC Filda Citra Yusgiantoro menjelaskan bahwa kompetisi ini terdiri atas dua tahap. Tahap pertama adalah seleksi video, yang menggunakan sistem eliminasi sehingga terpilih lima finalis. Tahap kedua adalah final, di mana kelima finalis akan adu kemampuan dan keterampilan untuk menjadi kelompok terbaik.

Filda secara khusus mengajak seluruh elemen masyarakat, pelaku seni, pemerhati budaya, dan generasi muda untuk mendukung upaya pelestarian kolintang melalui kompetisi berhadiah Rp100 juta bagi pemenang.

Harapan untuk Masa Depan Musik Tradisional

“Kami bangga dapat menghadirkan musik klasik dalam format Kolintang. Ajang ini diharapkan menjadi tonggak baru dalam perjalanan musik tradisional Indonesia, di tingkat nasional maupun internasional,” ujar Filda.

Lomba kolintang PYC tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga menjadi sarana untuk membangkitkan minat masyarakat terhadap alat musik tradisional yang memiliki nilai historis dan musikal tinggi. Dengan dukungan dari berbagai pihak, kolintang diharapkan dapat terus berkembang dan dikenal di seluruh dunia.

Share This Article
Leave a Comment