Keraton Surakarta Tutup Sementara untuk Wisatawan

goodside
4 Min Read

Masa Berkabung Keraton Surakarta Hadiningrat

Keluarga besar Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat masih berada dalam masa berkabung setelah wafatnya Sri Susuhunan Pakubuwono (PB) XIII pada hari Ahad, 2 November 2025. Dalam masa duka ini, pihak keraton memutuskan untuk menutup sementara kawasan keraton dan museum bagi kunjungan wisatawan.

Putra tertua mendiang PB XIII menjelaskan bahwa penutupan ini bersifat sementara dan tidak akan berlangsung hingga 40 hari seperti biasanya dalam masa berkabung keluarga. Saat ini juga sedang dilakukan konservasi terhadap artefak-artefak di keraton.

“Keraton dan museum sementara tutup. Tapi kalau museumnya tidak sampai 40 hari, karena kami juga sedang melakukan konservasi untuk merawat artefak-artefak peninggalan yang ada di situ,” ujar Hangabehi saat ditemui wartawan di Solo, Jumat, 8 November 2025.

Menurut dia, langkah itu diambil demi menjaga kelestarian koleksi museum sekaligus memberi ruang bagi internal keraton yang tengah berduka. “Saya kira kurang bijak kalau ditutup lama-lama, karena kita harus mengejar ketentuan yang sudah ditetapkan oleh cagar budaya,” katanya.

Ia menambahkan, setelah pembenahan dan konservasi selesai, area wisata akan dibuka kembali dengan beberapa penyesuaian. Beberapa zona di dalam kompleks keraton akan dibatasi untuk wisatawan, namun aktivitas wisata budaya tetap diupayakan berjalan.

“Nanti abdi dalem dan pemandu akan mengarahkan wisatawan ke area-area lain. Tidak terlalu menjorok ke dalam, tapi tetap bisa menikmati suasana dan nilai sejarah keraton,” katanya.

Penutupan sementara ini diharapkan dapat menjadi momentum bagi keraton untuk berbenah, sekaligus menghormati masa berkabung atas wafatnya raja ke-13 Kasunanan Surakarta tersebut.

Kebijakan Pemerintah Kota Solo

Ditemui secara terpisah, Wali Kota Solo, Respati mengatakan dengan masa berkabung keraton, sejumlah kegiatan pariwisata dan budaya yang berhubungan dengan Keraton Surakarta akan menyesuaikan dengan kondisi keraton. “Ya tentunya kegiatan akan menyesuaikan,” kata Respati.

Respati baru-baru ini pernah membahas revitalisasi Panggung Sangga Buwana dan Museum Keraton Surakarta dengan Menteri Kebudayaan Fadli Zon saat berjumpa di Solo.

“Beliau ingin merevitalisasi Panggung Sangga Buwana. Tetapi saya mengusulkan kalau bisa museumnya juga. Karena kami ingin Kota Solo itu sebagai tujuan wisata punya museum yang bagus-bagus,” ungkap Respati.

Upaya Revitalisasi dan Pengembangan Wisata

Selain itu, pihak keraton juga berkomitmen untuk meningkatkan kualitas fasilitas dan pengalaman wisatawan. Proses konservasi yang sedang berlangsung tidak hanya bertujuan untuk menjaga kelestarian artefak, tetapi juga untuk memperbaiki infrastruktur dan tata ruang di dalam kompleks keraton.

Dengan adanya penyesuaian wilayah yang dikunjungi wisatawan, diharapkan pengunjung tetap dapat menikmati pesona keraton tanpa mengganggu proses berkabung yang sedang berlangsung. Selain itu, para pemandu dan abdi dalem akan berperan penting dalam memberikan informasi dan panduan kepada wisatawan.

Pihak keraton juga berharap agar masyarakat dan wisatawan dapat memahami kebijakan penutupan sementara ini sebagai bentuk penghormatan terhadap almarhum Sri Susuhunan Pakubuwono XIII. Dengan begitu, keberlanjutan dan keindahan warisan budaya serta tradisi keraton dapat tetap terjaga.

Kesimpulan

Penutupan sementara keraton dan museum adalah langkah penting dalam menjaga keharmonisan dan kelestarian warisan budaya. Selain itu, hal ini juga menjadi kesempatan bagi keraton untuk melakukan pembenahan dan peningkatan kualitas layanan wisata. Dengan kolaborasi antara pihak keraton, pemerintah daerah, dan masyarakat, diharapkan wisata budaya Surakarta dapat terus berkembang dan menjadi daya tarik utama bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

 

Baca juga:

Share This Article
Leave a Comment