Maskapai Cina Beri Pengembalian Dana Penerbangan ke Jepang

goodside
3 Min Read

Ketegangan yang terjadi antara pemerintah Tiongkok dan Jepang ternyata berdampak cukup signifikan terhadap industri pariwisata kedua negara. Beberapa maskapai penerbangan besar Tiongkok memperpanjang kebijakan pengembalian dana penuh untuk penerbangan ke Jepang selama tiga bulan tambahan atau hingga Maret 2026. Perpanjangan ini dilakukan karena ketegangan diplomatik antara Beijing dan Tokyo belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda.

Beberapa maskapai seperti Air China, China Eastern Airlines, dan China Southern Airlines telah mengeluarkan pernyataan resmi yang memberi izin kepada penumpang untuk melakukan pengembalian dana tanpa biaya atau mengubah rencana perjalanan mereka untuk penerbangan yang dipesan hingga 28 Maret tahun depan. Selain itu, sejumlah maskapai lain seperti Hainan Airlines, Shandong Airlines, Spring Airlines, dan Xiamen Airlines juga mengumumkan kebijakan serupa.

Lebih dari 1.900 Penerbangan Dibatalkan

Menurut laporan stasiun televisi pemerintah Tiongkok, CCTV, lebih dari 1.900 jadwal penerbangan dari Tiongkok ke Jepang dibatalkan dalam bulan ini. Angka tersebut mencerminkan lebih dari 40 persen dari total penerbangan dari Tiongkok daratan ke Jepang. Pembatalan penerbangan ini dianggap sebagai dampak dari kebijakan pengembalian dana tiket gratis yang dikeluarkan beberapa waktu lalu. Kebijakan tersebut dikeluarkan beberapa jam setelah peringatan perjalanan yang dikeluarkan oleh pemerintah Tiongkok pada 14 November. Pemerintah Tiongkok meminta warga negaranya untuk menghindari mengunjungi Jepang karena masalah keselamatan.

Tiongkok merupakan negara dengan jumlah wisatawan asing terbesar di Jepang. Berdasarkan data dari lembaga pariwisata Jepang, jumlah pengunjung dari Tiongkok meningkat setiap tahunnya sejak 2021, dan mencapai 6,9 juta pada 2024.

Awal Mula Ketegangan

Ketegangan antara Beijing dan Tokyo meningkat beberapa bulan lalu setelah Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi menyatakan bahwa Jepang dapat mengerahkan pasukan militer jika terjadi konflik di Selat Taiwan. Pernyataan Takaichi ini menjadikannya sebagai pemimpin Jepang pertama yang secara terbuka mengaitkan kontingensi Taiwan dengan kemungkinan pengerahan Pasukan Bela Diri Jepang sejak Perang Dunia II. Meskipun Beijing secara berulang kali memprotes komentar tersebut, Takaichi tetap menolak untuk mencabut pernyataannya.

Sejak kebijakan pengembalian dana gratis diberlakukan, ratusan ribu wisatawan Tiongkok telah membatalkan rencana perjalanan mereka ke Jepang. Pekan lalu, laporan media Tiongkok menyebutkan bahwa beberapa maskapai domestik membatalkan penerbangan di 12 rute mereka ke Jepang, termasuk destinasi wisata populer seperti Kyoto dan Osaka.

Dampak Terhadap Industri Pariwisata

Dampak dari kebijakan pengembalian dana dan pembatalan penerbangan ini sangat besar bagi industri pariwisata Jepang. Sebelumnya, Tiongkok menjadi salah satu sumber utama wisatawan asing yang berkunjung ke Jepang. Kehilangan jumlah wisatawan yang signifikan ini tentu berdampak pada sektor bisnis, hotel, dan layanan pariwisata lainnya di Jepang.

Selain itu, kebijakan yang dikeluarkan oleh maskapai penerbangan Tiongkok juga memengaruhi permintaan pasar. Banyak wisatawan yang awalnya berencana melakukan perjalanan ke Jepang kini memilih untuk menunda atau bahkan membatalkan rencana mereka. Hal ini juga berpotensi memengaruhi hubungan ekonomi antara kedua negara, terutama dalam sektor pariwisata yang sebelumnya sangat dinamis.

Share This Article
Leave a Comment