Maudy Ayunda mengaku harus mempelajari sekitar 10 jenis tarian yang merepresentasikan roh binatang untuk film terbarunya berjudul Para Perasuk. Dalam film ini, ia memerankan karakter bernama Laksmi. Ia menjelaskan bahwa proses pembuatan film ini sangat menantang karena tidak hanya menguasai koreografi, tetapi juga mampu menyelami jiwa dari roh hewan yang merasuki tokoh yang ia perankan.
Film yang disutradarai oleh Wregas Bhanuteja dan koreografi oleh Siko Setyanto ini memperkenalkan konsep unik tentang kerasukan. Dalam film tersebut, ada total 20 roh binatang yang dapat merasuki tubuh para pelamun. Beberapa di antaranya adalah kupu-kupu, bulus, emprit, lintah, kerbau, hingga kodok. Setiap roh memiliki karakter dan efek kerasukan yang berbeda-beda.
Proses Pembuatan Tarian yang Rumit
Dalam adegan tari, Maudy harus menghafalkan gerakan sekaligus menjaga kualitas aktingnya. Ia mengatakan bahwa tantangan utama bukan hanya pada koreografi yang sudah ditentukan, tetapi juga adanya ruang untuk spontanitas dan eksplorasi personal. “Yang membuat tertantang, meskipun ada koreografi, sebenarnya tetap ada ruang untuk spontanitas dan eksplorasi sendiri,” ujarnya.
Tantangan itu semakin berat karena ia juga dituntut mampu menjiwai karakter sesuai roh binatang yang merasuki. “Jadi mungkin itu yang cukup sulit, karena selain ada hafalan, aku juga harus benar-benar menyelami roh hewan tersebut,” jelas Maudy.
Dunia Alami dan Tradisi Kerasukan
Film Para Perasuk berlatar di sebuah desa fiktif bernama Desa Latas, tempat warganya merayakan kerasukan sebagai pesta besar. Para penduduk menari mengikuti irama musik dan lantunan mantra, lalu dengan sengaja membiarkan diri mereka dirasuki roh. Dalam tradisi tersebut, terdapat sosok perasuk yang bertugas menyalurkan roh ke tubuh para pelamun, sebutan bagi warga yang menari dan mengalami kerasukan.
Roh-roh tersebut memunculkan efek halusinasi dan membawa para pelamun ke pengalaman yang tak biasa. Setelah mantra dirapalkan dan musik dimainkan, mereka seolah ditransfer ke dunia lain bernama alam sambetan. Alam sambetan digambarkan sebagai dunia penuh bunga warna-warni dengan aroma harum dan suasana indah, sangat kontras dengan kehidupan nyata.
Keindahan itu membuat para pelamun sejenak melupakan realitas dan tenggelam dalam rasa bahagia. Film ini tidak hanya menampilkan tarian yang rumit, tetapi juga memberikan pesan tentang kepercayaan dan hubungan antara manusia dan alam.
Pemain Utama dan Kontribusi Lain
Selain Maudy Ayunda, film ini juga dibintangi oleh Angga Yunanda, Anggun C. Sasmi, Chicco Kurniawan, Bryan Domani, dan Ganindra Bimo. Setiap pemain memiliki peran penting dalam memperkaya cerita dan menghidupkan karakter-karakter yang ada dalam film ini.
