Chiang Mai, sebagai pusat budaya dan kuliner di Thailand Utara, dikenal akan kekayaan sejarah, warisan, dan tradisi gastronomi yang kuat. Kota ini memiliki hubungan erat dengan Myanmar dan Laos, yang turut memengaruhi karakter kulinernya. Dari kari pekat beraroma rempah hingga hidangan nasi ketan yang menjadi makanan sehari-hari, kuliner Chiang Mai menawarkan cita rasa yang khas.
Berikut 6 rekomendasi hidangan yang wajib dicoba saat berwisata ke kota ini:
1. Khao Soi
Khao soi merupakan salah satu hidangan ikonik Chiang Mai. Sup mie kari ini menggunakan mie telur lembut yang disajikan dalam kuah kari berbahan dasar santan yang kaya rasa. Perpaduan kari ini menghasilkan rasa yang lembut, gurih, dan sedikit pedas. Ciri khas khao soi terletak pada taburan mie goreng renyah yang memberikan kontras tekstur pada kuahnya yang lembut. Hidangan ini biasanya dilengkapi acar sayur, jeruk limau, serta pilihan protein seperti ayam, daging sapi, atau tofu. Untuk cita rasa yang autentik, pengunjung disarankan mencicipinya di kedai rumahan yang mempertahankan resep turun-temurun.
2. Sai Ua
Sosis khas Thailand Utara ini menjadi salah satu jajanan paling populer di pasar malam Chiang Mai. Sai ua dikenal dengan aroma asap yang menggugah selera, hasil perpaduan daging babi cincang dengan serai, daun jeruk purut, bawang merah, bawang putih, dan cabai kering. Bumbu rempah yang kuat membuat cita rasanya lebih kompleks dibandingkan sosis dari wilayah Thailand lainnya. Biasanya sai ua dipotong kecil dan disajikan bersama nasi ketan atau sayuran kukus. Menikmati sai ua yang baru diangkat dari panggangan arang di pasar malam merupakan salah satu pengalaman yang berkesan.
3. Nam Phrik
Daya tarik nam phrik atau sambal Thai terletak pada ragam variasinya, mulai dari sambal pedas dan kering khas Thailand Selatan hingga versi yang lebih lembut dari Thailand Tengah. Dari wilayah Lanna, dua jenis nam phrik yang paling dikenal adalah nam phrik ong dan nam phrik num. Nam phrik ong memiliki rasa yang lebih ringan dengan perpaduan tomat tumis, daging babi cincang, dan cabai kering sehingga menghasilkan cita rasa manis-asam yang mudah dicerna. Sementara itu, nam phrik num menawarkan sensasi pedas yang lebih kuat, dibuat dari cabai hijau yang dipanggang bersama bawang merah dan bawang putih, sehingga menghasilkan aroma asap yang khas. Kedua jenis sambal ini biasanya disantap dengan sayuran segar, kerupuk babi, atau nasi ketan.
4. Khao Nueng
Tak ada hidangan Thailand yang lengkap tanpa kehadiran nasi, dan di Chiang Mai, khao nueng atau nasi ketan kukus menjadi komponen utama dalam hampir setiap hidangan. Nasi ketan dianggap lebih mengenyangkan dibandingkan nasi melati, serta menjadi pasangan ideal untuk hidangan pedas seperti nam phrik atau olahan daging Lanna. Di wilayah utara, khao nueng bukan sekadar pendamping, tetapi ikon kuliner yang mencerminkan keseharian masyarakatnya. Untuk pengalaman kuliner yang autentik, wisatawan disarankan mengikuti kebiasaan warga lokal dengan memilih nasi ketan sebagai sumber karbohidrat utama saat menikmati hidangan khas Lanna.
5. Khan Toke
Khan toke atau dikenal juga sebagai toke atau satoke adalah nampan bundar berkaki yang digunakan masyarakat Thailand Utara, Laos, dan wilayah Isan. Terbuat dari kayu atau rotan anyam, khan toke dihiasi ukiran dan dilapisi pernis, mencerminkan keahlian tangan para perajin setempat. Tradisi makan menggunakan khan toke telah berlangsung selama berabad-abad dan kini menjadi salah satu representasi budaya Lanna. Ragam hidangan yang biasanya disajikan sekaligus di atas khan toke yaitu, gaeng hung lay, nam phrik ong, nam phrik num, sai ua, aneka sayuran rebus, dan nasi ketan. Penyajiannya dirancang untuk menciptakan keseimbangan rasa yang menonjolkan pedas, asam, hingga gurih. Setelah makanan utama, kudapan khas seperti rice crackers atau khanom jok disajikan sebagai penutup.
6. Kaeng Hang Le
Kaeng hang le merupakan kari khas Thailand Utara yang terinspirasi dari kuliner Burma. Kari ini dibuat dari campuran cabai kering, serai, lengkuas, terasi, bawang putih, dan bawang merah sebagai dasar bumbunya. Biasanya hidangan ini menggunakan daging babi terutama bagian perutnya, yang dipadukan dengan jus asam jawa, kacang tanah, nanas, dan bawang merah. Variasi hidangan ini dapat ditemukan di seluruh wilayah utara dan terkadang menggunakan daging lain atau seafood. Sebelum disajikan, kaeng hang le biasanya diberi taburan irisan jahe segar untuk menambah aroma dan keseimbangan rasa.
