Mie sagu merupakan salah satu hidangan khas yang berasa dari wilayah pesisir Riau, khususnya Kota Selatpanjang di Kepulauan Meranti. Hidangan ini tidak hanya menjadi makanan favorit masyarakat setempat, tetapi juga mencerminkan kekayaan budaya dan tradisi yang terjaga sejak dulu.
Mie sagu memiliki cita rasa yang unik, yaitu perpaduan antara gurih, pedas, dan kenyal dalam satu sajian sederhana. Berbeda dengan mie pada umumnya yang dibuat dari tepung terigu, mie sagu menggunakan bahan dasar tepung sagu yang berasal dari pohon rumbia. Pohon ini tumbuh di daerah rawa dan pesisir Sumatra, sehingga membuat bahan baku ini sangat relevan dengan kondisi alam wilayah tersebut.
Tekstur mie sagu yang kenyal dan agak transparan menjadi ciri khas utamanya. Selain itu, penggunaan sagu memiliki makna penting bagi masyarakat Riau. Bagi mereka, sagu bukan hanya bahan makanan, tetapi juga bagian dari nilai budaya dan ekonomi yang telah lama diterapkan. Banyak warga yang menggantungkan hidup dari produksi sagu, baik sebagai bahan baku maupun dalam bentuk olahan.
Dalam penyajiannya, mie sagu biasanya ditumis bersama campuran bumbu seperti bawang merah, bawang putih, cabai, tauge, dan daun kucai. Beberapa variasi menambahkan ikan teri, udang kering, atau potongan daun ubi muda untuk memperkaya aroma dan cita rasa. Meskipun terlihat sederhana, perpaduan bahan-bahan tersebut menghasilkan rasa yang khas dan menggugah selera.
Selain lezat, mie sagu juga dianggap lebih sehat dibanding mie berbahan tepung terigu. Kandungan karbohidrat kompleks pada sagu memberikan energi yang bertahan lebih lama, serta bebas gluten sehingga aman bagi mereka yang sensitif terhadap gluten. Hal ini menjadikannya pilihan yang ideal bagi pecinta kuliner sehat.
Tidak heran jika mie sagu mulai menarik perhatian banyak orang, termasuk para pecinta kuliner tradisional dan sehat. Kini, hidangan ini tidak hanya bisa ditemukan di warung-warung tradisional Riau, tetapi juga menjadi ikon kuliner daerah yang sering hadir dalam berbagai festival makanan nusantara. Bahkan, beberapa pelaku UMKM telah mengemasnya dalam bentuk instan agar bisa dinikmati lebih luas oleh masyarakat.
Mie sagu bukan sekadar makanan — ia adalah simbol kearifan lokal masyarakat pesisir yang mampu memanfaatkan sumber daya alam dengan kreatif. Melalui cita rasa khasnya, mie sagu membawa pesan tentang kekayaan kuliner Nusantara yang patut dijaga dan diwariskan. Dengan demikian, mie sagu tidak hanya menjadi bagian dari makanan, tetapi juga representasi dari identitas budaya yang kaya akan makna.
