Modus Polwan dan 3 TNI Peras Sopir Travel di Gowa, Dicegat di Jembatan Kembar dan Minta Rp50 Juta

goodside
5 Min Read

Sopir travel antar daerah AI (20) menjadi korban pemerasan yang melibatkan polisi dan TNI di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Kejadian ini terjadi saat AI sedang mengangkut penumpang dari Kabupaten Bulukumba menuju Kabupaten Barru pada Jumat (7/11/2025) malam.

Mobil AI tiba-tiba dicegat oleh tiga pengendara motor di jembatan kembar Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa. Ketiganya mengaku sebagai anggota kepolisian yang sedang menangani kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO). AI mengaku dua orang dari ketiga pelaku melakukan penganiayaan terhadapnya.

Dari percakapan dengan korban, diketahui bahwa sebagian penumpang ingin bekerja ke Malaysia melalui jalur Kalimantan. Dua orang pelaku mengaku sebagai polisi dan menyuruh AI ikut ke sebuah posko. AI kemudian dibawa ke sebuah tempat di Jl Swadaya, Sungguminasa. Di sana, ia dimintai uang tebusan sebesar Rp 50 juta agar dilepaskan. Setelah negosiasi, jumlah uang tersebut diturunkan menjadi Rp 30 juta. AI akhirnya mentransfer Rp 30 juta ke rekening seorang perempuan berinisial HM.

Laporan AI langsung ditindaklanjuti Tim Jatanras Polres Gowa yang dipimpin Ipda Aditya Pamungkas. Polisi melakukan pengembangan dan menangkap seorang pria berinisial NT (55) di Jl Swadaya pada Sabtu (8/11/2025) malam. Dari tangan NT, polisi menyita uang tunai sebesar Rp 3 juta. NT disebut-sebut berperan sebagai “Pak Kanit” dalam aksi pemerasan tersebut.

Polisi kembali bergerak dan meringkus HM (27) di Jl Sultan Alauddin, Makassar, pada Minggu (9/11/2025) dini hari. Dari hasil pemeriksaan, NT dan HM mengaku bahwa dua pria yang sebelumnya menangkap korban bukanlah anggota kepolisian. Mereka adalah oknum prajurit TNI berinisial Prada FA, Prada FI, dan Prada YO.

Kasat Reskrim Polres Gowa AKP Bahtiar membenarkan peristiwa tersebut. Ia menyebut tiga orang warga sipil telah diamankan, namun tidak terlibat aktif dalam kasus pemerasan tersebut. “Tiga orang sipil yang kami amankan. Mereka tidak terlibat aktif, tapi menerima bagian dari hasil pemerasan dan membantu proses transfer uang,” ujarnya.

Sementara itu, informasi dihimpun menyebutkan bahwa tiga oknum TNI tersebut telah diserahkan ke Polisi Militer Kodam (Pomdam) XIV/Hasanuddin, Makassar, untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Dandim 1409/Gowa, Letkol Inf Heri Kuswanto membenarkan adanya oknum TNI terlibat dugaan pemerasan tersebut. “Permasalahan tersebut sudah dilimpahkan ke Pomdam,” jelasnya.

Polwan Diperiksa Akibat Terlibat dalam Kasus Pemerasan

Oknum polisi wanita (Polwan) yang diduga terlibat pemerasan sopir travel di Kabupaten Gowa kini diperiksa Profesi dan Pengamanan (Propam Polda Sulsel). Hal ini ditegaskan Kapolda Sulsel Irjen Pol Djuhandhani Rahardjo Puro saat sesi doorstop dengan wartawan di Mapolda Sulsel, Jl Perintis Kemerdekaan, Makassar, Kamis (13/11/2025).

“Saya langsung ambil alih, Kapolres sudah saya hubungi, kemudian anggota yang dilaporkan terlibat langsung kita periksa,” kata Djuhandhani. Hasil pemeriksaan sementara menyebutkan bahwa keterlibatan oknum polwan tersebut karena nomor rekeningnya digunakan menerima transferan dari korban. Itu pun atas permintaan salah satu dari tiga oknum TNI yang diduga turut terlibat.

“Yang bersangkutan ditelpon oleh salah satu oknum (TNI) untuk pinjam rekening karena rekeningnya dia tidak hafal,” ungkap Djuhandhani. “Disampaikanlah rekening temannya yang saat itu sama anggota Polwan tersebut, kemudian memang dikirim ke temannya dan tidak lama dihubungi kembali agar uang itu dikembalikan lagi ke pengirim sebelumnya,” tambahnya.

Meski demikian, Djuhandhani mengaku akan menelusuri lebih lanjut pengakuan oknum Polwan tersebut. Penelusuran akan bekerja sama dengan perbankan untuk menelusuri transaksi keuangan di rekening yang digunakan. “Kami tidak percaya begitu saja, kami akan melihat berkaitan dengan pembuktian, transaksi keuangan yang ada. Kami akan bekerjasama dengan perbankan, sejauh mana proses itu,” sebutnya.

Jika terbukti bersalah, Djuhandhani berkomitmen menindak tegas oknum polisi nakal di jajarannya dan memberikan penghargaan bagi yang berprestasi. “Kalau nanti dalam pembuktian anggota kami turut terlibat, kami tidak akan sungkan dan tidak akan melindungi anggota yang salah,” ucap Djuhandhani. “Prinsip saya jalankan, bagi anggota yang berprestasi, kita ajukan penghargaan, yang salah kami berikan hukuman setimpal,” tuturnya.

Sebelumnya, keterlibatan oknum polwan itu diungkap Kapendam XIV Hasanuddin Kolonel Kav Budi Wirman. Kolonel Kav Budi Wirman mengatakan total ada tujuh terduga pelaku terlibat dalam kasus pemerasan itu. “Selain tiga orang oknum TNI ini, juga ada tiga orang masyarakat sipil, dan satu orang oknum polisi,” ujarnya. Oknum polisi itu, dikabarkan seorang anggota polisi wanita (polwan).

Adapun status tiga oknum TNI itu, saat ini masih terperiksa. “Masih terperiksa, masih terperiksa, masih didalami (Denpom),” ucapnya.

Baca juga:

Share This Article
Leave a Comment