Goodside– Dari ribuan jenis bunga yang digunakan dalam industri parfum, Tuberose atau yang dikenal sebagai Bunga Sedap Malam (Polianthes tuberosa) berdiri di atas kursinya sendiri. Ia bukan sekadar bunga, melainkan sebuah pernyataan. Dengan aroma yang kuat, rumit, dan menggoda, sedap malam telah lama dihargai sebagai bahan dasar parfum yang paling mahal dan paling misterius di dunia.
Mengapa bunga putih yang sederhana ini memiliki daya tarik dan makna yang begitu besar? Jawabannya terletak pada sifatnya yang khas dan cara pengambilan nektarnya yang rumit.
Aroma bunga tuberose melebihi deskripsi “bunga putih biasa.” Para ahli parfum menggambarkannya sebagai sebuah kontradiksi:
Daya Tarik yang Menggoda: Tuberose memiliki kekuatan wangi yang luar biasa, sering dijuluki sebagaiheadyatau “membuat pusing.” aromanya sangat kuat sehingga selalu menarik perhatian dalam campuran parfum.
Kekayaan Kompleksitas: Aromanya merupakan campuran dari nuansa manis (creamy) seperti kelapa atau marshmallow, sensualitas animalic(sedikit berantakan), dan sedikit sentuhan hijau (green) dan rempah.
Misteri Malam: Seperti namanya, bunga ini berbunga dan mengeluarkan aroma paling kuat di malam hari. Sifatnya menciptakan suasana misterius, anggun, dan sangat romantis, membuatnya menjadi pilihan ideal untuk parfum malam (night fragrance) yang mewah. Bunga tuberose dikenal sebagai aroma yang sangat wanita, menggoda, dan penuh percaya diri.
Alasan utama harga bunga Tuberose meningkat signifikan di pasar parfum adalah karena proses dan tingkat efisiensi dalam ekstraksinya.
Secara historis, Tuberose tidak bisa diekstraksi dengan cara distilasi uap (seperti pada lavender) karena panas dapat merusak senyawa aromatik yang halusnya. Dulu, digunakan metode tradisional yang rumit dan intensif yang dikenal sebagai Enfleurage:
- Sarung bunga ditempatkan di atas lapisan lemak (lemak hewan murni).
- Lemak itu menyerap aroma bunga secara perlahan dalam beberapa hari.
- Proses ini diulang berulang kali hingga lemak jenuh memiliki aroma (disebut pomade).
- Pomade kemudian dibersihkan dengan alkohol untuk menghasilkan Tuberose Absolute.
Saat ini, sebagian besar Tuberose Absolute dihasilkan melalui proses ekstraksi dengan pelarut, yang meskipun lebih cepat, tetap memerlukan jumlah kelopak yang sangat besar.
Fakta Angka: Untuk menghasilkan satu kilogram Tuberose Absolute yang sangat pekat, diperlukan sekitar 1,2 ton bunga segar. Tingkat produksi yang sangat rendah ini, ditambah dengan proses panen yang harus dilakukan secara hati-hati dengan tangan, menyebabkan harga bahan baku ini bersaing bahkan melebihi beberapa bahan parfum paling mahal lainnya.
Tuberose tidak hanya diminati karena aromanya, tetapi juga karena latar belakang sejarah dan kaitannya yang istimewa:
Simbol Kebangsawanan: Bunga sedap malam pertama kali diperkenalkan ke Eropa pada abad ke-17 dan segera menjadi pilihan favorit kalangan bangsawan, khususnya di Prancis dan Italia. Bunga ini menjadi lambang kemewahan, keanggunan, serta status sosial yang tinggi.
Bunga yang Dilarang: Pada tradisi Italia pada masa Victoria, perempuan muda dilarang menghirup aroma Tuberose di malam hari karena khawatir aroma yang sangat menarik ini bisa membuat mereka “jatuh cinta” secara tiba-tiba. Mitos ini memperkuat kesan rahasia dan menggoda pada bunga tersebut.
Judul Puisi di Asia: Di beberapa negara Asia, termasuk Indonesia, bunga ini sering dikaitkan dengan kisah mitos dan suasana ajaib karena baunya yang sangat menyengat pada malam hari. Di India, bunga ini dikenal sebagaiRajnigandha (wewangian malam).
Karena biayanya yang sangat tinggi, Tuberose sering dipakai oleh merek parfum mewah (niche atau haute parfumerie) sebagai bintang utama dalam menciptakan aroma yang benar-benar ikonik dan tak terlupakan. Beberapa contoh parfum legendaris yang memanfaatkan Tuberose sebagai komponen utamanya adalah:
Frédéric Malle – Carnal Flower: Dianggap sebagai salah satu varian Tuberose yang paling nyata dan menyerupai kehidupan sebenarnya di dunia.
Giorgio Armani – My Way: Mengandalkan aroma tuberose untuk menciptakan nuansa bunga yang kini lebih segar dan dinamis.
Diptyque – Do Son: Menangkap aroma Tuberose yang lebih lembut dan segar.
Tuberose bukan hanya bahan dasar; ia adalah karya seni alam yang dihasilkan menjadi keanggunan. Kombinasi aroma yang rumit dan menggoda, proses ekstraksi yang memakan banyak waktu, serta sejarahnya yang penuh misteri, menjadikan Bunga Sedap Malam sebagai permata paling dicari dan bernilai tinggi dalam dunia parfum.***
