Singapura, Tempat Aman untuk Berjalan Sendirian Malam Hari

goodside
3 Min Read



Singapura kembali menempati posisi teratas sebagai negara yang paling aman untuk berjalan sendirian di malam hari, menurut Laporan Keamanan Global Gallup 2025. Negara kota ini dikenal dengan hukum yang ketat dan tingkat kejahatan yang rendah. Sebelumnya, Singapura juga menduduki peringkat teraman di Asia Tenggara pada Maret, menurut Numbeo, sebuah basis data kontribusi pengguna terbesar di dunia.

Laporan Keamanan Global 2025 Gallup menunjukkan bahwa sebanyak 73 persen orang dewasa di seluruh dunia merasa aman berjalan sendirian di malam hari. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak Gallup mulai mengukur hal tersebut hampir dua dekade lalu. Reputasi Singapura yang aman tidak hanya membuatnya menjadi destinasi populer, tetapi juga menciptakan beberapa kebiasaan unik yang jarang ditemukan di tempat lain.

Berikut adalah beberapa kebiasaan yang bisa ditemukan di Singapura:


  • Meninggalkan ponsel atau laptop di meja restoran

    Salah satu kebiasaan unik orang Singapura saat ingin memesan tempat duduk di restoran adalah meninggalkan ponsel, laptop, bahkan uang tunai di meja. Budaya chope ini sangat umum ditemui di pusat jajanan kaki lima, kafe, dan tempat belajar.



  • Dompet atau ponsel yang hilang kembali

    Banyak orang mengalami kehilangan dompet atau ponsel, namun dalam waktu singkat, barang tersebut kembali. Contohnya, seseorang pernah kehilangan ponsel dan dompet dalam waktu enam bulan, namun akhirnya dapat mengembalikannya. Seorang pria baik hati menyerahkan dompetnya kepada polisi, sementara ponselnya kembali melalui fitur Find My iPhone.



  • Pintu rumah terbuka lebar sepanjang hari

    Di Singapura, banyak orang membiarkan pintu apartemen terbuka sepanjang hari. Orang yang lewat di lorong bisa melihat isi dalam ruangan. Hal ini mungkin terlihat aneh bagi pengunjung, tetapi sudah menjadi kebiasaan sehari-hari bagi penduduk setempat.



  • Menyimpan ponsel di saku belakang celana

    Menyimpan ponsel atau dompet di saku belakang celana tidak akan menyebabkan kecopetan. Kebiasaan ini biasa dilakukan oleh wisatawan bahkan di tempat ramai seperti Bugis Street atau Gardens by the Bay.



  • Tidur di transportasi umum

    Meskipun tidur di bus atau MRT bisa menyebabkan penumpang melewatkan halte tujuan, barang bawaan tetap aman. Pengalaman ini sering dialami oleh penduduk setempat dan wisatawan.



  • Toko tidak dikunci saat tutup

    Beberapa toko ritel, terutama di koridor stasiun MRT, tidak memiliki pintu berkunci. Setelah tutup, staf hanya menutupi konter dengan kain atau memasang pembatas tipis tanpa menggunakan kunci atau alarm.



  • Meninggalkan paket di pintu

    Jika seseorang menerima kiriman paket saat sedang bekerja, paket tersebut akan tetap aman selama beberapa jam. Namun, setelah ada insiden mencurigakan, banyak warga Singapura kini lebih memilih menggunakan loker paket untuk menjaga keamanan.


Baca juga:

Share This Article
Leave a Comment