Thailand Larang Konsumsi Minuman Keras Pukul Sore

goodside
3 Min Read

Mulai tanggal 8 November 2025, wisatawan yang menikmati minuman beralkohol di Thailand pada siang hari akan menghadapi risiko denda besar. Peraturan ini merupakan bagian dari amandemen Undang-Undang Pengendalian Minuman Beralkohol yang telah resmi berlaku. Denda yang dapat dikenakan mencapai 10.000 baht atau sekitar Rp 5,2 juta bagi siapa saja yang melanggar aturan tersebut.

Minuman beralkohol diatur secara ketat di Thailand sejak lama. Sejak tahun 1972, penjualan alkohol dilarang di sebagian besar toko ritel dan supermarket antara pukul 14.00 hingga 17.00. Namun, aturan baru ini memperkuat larangan tersebut dengan sanksi yang lebih tegas. Meskipun demikian, beberapa tempat seperti hotel berlisensi, tempat usaha bersertifikat di kawasan wisata, dan bandara yang melayani penerbangan internasional masih dikecualikan dari aturan ini.

Dampak pada Industri Restoran

Aturan baru ini disebut akan memberikan dampak signifikan terhadap industri restoran di Thailand. Asosiasi Restoran Thailand menyatakan bahwa pengusaha yang menjual sebotol bir kepada pelanggan pada pukul 13.59, tetapi pelanggan tersebut tetap minum di tempat tersebut hingga pukul 14.05, bisa dikenakan denda. Hal ini dinilai akan menghambat pertumbuhan bisnis restoran.

Chanon, pemilik sebuah restoran di Bangkok, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap aturan ini. Ia menegaskan bahwa aturan ini bisa membuat bisnisnya semakin sulit. Di sepanjang Jalan Khao San, yang dikenal sebagai pusat aktivitas backpacker, banyak bisnis yang beroperasi sebagai bar dan restoran hibrida dari pukul 11.00 hingga 02.00. Meski sebelumnya penjualan alkohol dikontrol secara longgar karena pelanggan bisa memesan minuman di luar jam larangan, kini ada kekhawatiran bahwa penjualan alkohol bisa turun hingga setengahnya selama waktu tersebut.

Kekhawatiran Terkait Penerapan Hukum

Selain itu, ada juga kekhawatiran bahwa undang-undang yang lebih ketat ini bisa dimanfaatkan oleh pejabat untuk memberikan denda kepada pelanggan, restoran, atau bahkan keduanya demi keuntungan pribadi. Hal ini bisa membingungkan wisatawan asing yang mungkin memesan minuman sebelum jam-jam yang dibatasi tetapi meminumnya setelahnya.

Thailand adalah negara dengan penduduk mayoritas yang menganut agama Buddha. Para praktisi dan biksu diwajibkan untuk mengikuti Lima Sila, salah satunya adalah pantangan mengonsumsi alkohol dan zat memabukkan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kewaspadaan dan menghindari kelalaian dalam kehidupan sehari-hari. Dengan aturan baru ini, pemerintah berharap bisa memperkuat kesadaran masyarakat tentang penggunaan alkohol yang bertanggung jawab.

Share This Article
Leave a Comment