7 Fakta Menarik Film Frankenstein dan Kaitannya dengan Novel Asli

goodside
3 Min Read

Film Frankenstein karya Guillermo del Toro menjadi perhatian publik setelah dirilis di Netflix. Pendekatan yang diambil oleh sutradara ternama ini terhadap novel klasik Mary Shelley menarik banyak pihak karena menggabungkan unsur kemanusiaan dengan pengembangan cerita yang segar.

Guillermo del Toro tidak hanya sekadar mengadaptasi cerita asli, tetapi ia mencoba memahami esensi dari novel tersebut. Ia mengubah beberapa elemen seperti latar belakang tokoh utama dan karakter Elizabeth agar lebih relevan dengan konteks modern. Meski begitu, inti cerita tetap dipertahankan, yaitu fokus pada jiwa manusia dan pentingnya empati.

Perubahan Fokus Cerita

Dalam versi del Toro, motivasi Victor Frankenstein tidak lagi berpusat pada kesombongan ilmiah seperti dalam novel aslinya. Justru, ia digambarkan sebagai sosok yang terobsesi karena trauma masa kecil dan tekanan dari ayahnya. Pendekatan ini membuat pesan moral cerita lebih personal dan psikologis.

Elizabeth yang Lebih Mandiri

Elizabeth dalam film ini bukan lagi tokoh pasif seperti di novel. Del Toro menjadikannya seorang ilmuwan independen, entomolog yang cerdas dan berani. Perubahan ini memberikan representasi perempuan yang lebih aktif dan berpikir kritis dalam narasi gotik.

Hubungan Empatik antara Elizabeth dan Makhluk

Berbeda dari novel, film ini menampilkan interaksi langsung antara Elizabeth dan makhluk ciptaan Victor. Keduanya saling memahami sebagai sosok yang terpinggirkan oleh masyarakat. Hubungan empatik ini menambah dimensi kemanusiaan tanpa menghilangkan tragedi asli kisahnya.

Kritik Sosial yang Berbeda

Mary Shelley menulis Frankenstein sebagai kritik terhadap ketidakadilan sosial dan patriarki. Namun, del Toro mengubah fokusnya menjadi kritik terhadap kapitalisme, perang, dan militerisme. Meski berbeda, pesan kemanusiaan tentang penderitaan dan tanggung jawab tetap terasa kuat.

Desain Makhluk yang Lebih Manusia

Makhluk dalam film ini tidak digambarkan sebagai monster brutal, tetapi sebagai sosok tragis yang berjuang memahami dunia. Wajahnya yang ekspresif mencerminkan pendekatan filosofis bahwa melihat kemanusiaan orang lain dapat menghapus kebencian. Meskipun lebih lembut, film ini tetap menyentuh isu tanggung jawab pencipta terhadap ciptaannya.

Struktur Naratif yang Setia

Film ini mempertahankan gaya penceritaan berlapis seperti dalam novel, di mana kisah Victor dan Makhluk saling berkelindan. Pendekatan gotik yang digunakan membuat film ini terasa lebih literer dibandingkan adaptasi lainnya. Del Toro berhasil menghormati visi Mary Shelley dengan cara yang segar dan berlapis makna.

Kesimpulan

Film Frankenstein karya Guillermo del Toro menawarkan perspektif baru terhadap kisah klasik Mary Shelley. Dengan pendekatan yang unik dan penuh makna, film ini tidak hanya menghibur, tetapi juga membuka wawasan baru tentang tema kemanusiaan, empati, dan tanggung jawab. Dengan perubahan yang dilakukan, del Toro berhasil menghidupkan kembali kisah legendaris ini dengan cara yang segar dan relevan dengan zaman modern.

Baca juga:

Share This Article
Leave a Comment