Pesugihan: Jalan Cepat Hadapi Kekayaan

goodside
4 Min Read

Film ini mungkin membuat penonton terkejut saat melihat judulnya. Meskipun terkesan seperti film horor, ternyata film ini berjenis komedi. Meski ada adegan yang menggambarkan demit, namun suasana tetap ringan dan tidak menakutkan.

Judul film “Pesugihan Sate Gagak” dibuat oleh sutradara Etienne Caesar dan Dono Pradana. Film ini cocok untuk mereka yang mencari hiburan yang kocak dan menyenangkan. Meski menyisipkan pesan moral dalam cerita, pesan tersebut tidak terasa menggurui atau terlalu keras.

Pesan Moral yang Terkandung

Film ini memadukan kepercayaan mistis khas Indonesia dengan alur komedi yang segar. Beberapa pesan moral yang bisa diambil dari film ini antara lain:

  • Pesugihan pasti memiliki dampak buruk, seperti yang sering dikaitkan dengan tumbal nyawa anak atau bayi.
  • Calon mertua sebaiknya tidak terlalu matre dalam menentukan mahar.
  • Sahabat selalu setia dan mendukung.
  • Jangan cepat kaya melalui jalur mistis.
  • Bekerjalah secara halal dan jujur.
  • Berhati-hati jika menerima telepon yang meminta identitas pribadi.
  • Jangan terlibat dalam pinjaman online (pinjol).
  • Saat sedang stres, hindari menenangkan diri di atas jembatan karena bisa disalahpahami sebagai tindakan bunuh diri.

Film ini diperuntukkan bagi penonton berusia 13 tahun ke atas.

Sinopsis Film

Ketiga sahabat miskin dan jomblo, Anto (Ardit Erwandha), Dimas (Yono Bakrie), dan Indra (Benidictus Siregar), menjalani kehidupan yang sulit. Anto bekerja sebagai pengelola warung dan memiliki pacar, Andini (Yoriko Angeline). Ibu calon mertua, Bu Imas (Nunung), memberinya ultimatum untuk meminang putrinya dengan mahar 150 juta dalam sebulan. Pak Kardi (Arief Didu), suami Bu Imas, merasa kasihan pada Anto, tetapi tidak berani melawan kehendak istrinya karena ia termasuk anggota DKI (Dibawah Ketidak Istri).

Dimas membantu ibunya berdagang baju secara daring, sementara Indra masih tinggal bersama Mbah Jati (Ence Bagus), seorang paranormal. Indra pernah menerima telepon dari penipu yang menguras uangnya, hingga harus utang pada pinjol sebesar 800 juta.

Ketiganya akhirnya nekad melakukan ritual pesugihan sate gagak, berdasarkan buku primbon milik Mbah Jati yang sempat difoto oleh Anto. Suplai gagak diperoleh dari Pak Tua (Arif Alfiansyah), seorang pedagang di pasar.

Setelah beberapa kali ritual dilakukan, ketiganya menjadi kaya. Anto berhasil memenuhi mahar yang diminta, bahkan memiliki mobil dan rumah. Dimas mampu mengupah gadis-gadis cantik untuk promosi dagangannya. Sedangkan Indra melunasi utangnya dan kembali menikmati hobinya, koleksi batu-batuan.

Namun, saat Anto menjadi kepala cabang warung, Andini hamil. Mulailah gangguan dari demit. Anto merasa diganggu dan memutuskan berhenti melakukan ritual. Abah Budi (Firza Valaza), seorang paranormal, memberitahu bahwa rumah Anto penuh aura negatif.

Sayangnya, Anto adalah yang paling ahli dalam membuat bumbu sate. Ketika ia berhenti, Dimas dan Indra berdagang sate berdua, tapi para demit marah karena sate gagak yang mereka jual tidak enak.

Bagaimana nasib Andini dan kandungannya? Apa yang terjadi pada ketiga sahabat itu? Bagaimana hubungan Anto dan Andini? Dan apa peran Abah Budi?

Jawabannya bisa ditemukan saat menonton film ini yang mulai tayang di bioskop mulai tanggal 13 November 2025.

Review Film

Film ini termasuk bagus dalam genre komedi. Humornya segar dan tidak membosankan. Pesan-pesan moral yang disampaikan juga relevan dengan situasi rakyat kecil. Demit-demit dalam film ini tidak terlalu menakutkan, karena ini bukan film horor.

Salah satu kekurangan dalam film ini adalah logika yang kurang masuk akal. Anto meninggalkan tanggung jawabnya sebagai pengelola warung dan malah membuka warung sate ayam sendiri, bukan sate gagak. Hal ini agak membingungkan.

Bila kamu mencari hiburan, film ini patut disaksikan. Selamat menonton!

Share This Article
Leave a Comment