Ali Fikry: Tolong Hubungi! Ini Bukan Hanya Film Horor Biasa

goodside
4 Min Read

Ali Fikry, seorang aktor muda yang telah sukses memerankan berbagai karakter menantang, kembali menjadi perhatian publik melalui perannya sebagai Jaya dalam film Qorin 2. Karakter Jaya merupakan inti dari seluruh konflik dalam film ini. Sebagai korban perundungan di sekolah, ia menjadi pemicu tindakan nekat ayahnya, Pak Makmur, yang akhirnya mengambil jalan kelam.

Peran Jaya tidak hanya menjadi bagian dari cerita, tetapi juga menjadi titik awal dari rangkaian peristiwa tragis yang terjadi. Ali Fikry mengakui bahwa memerankan Jaya adalah tugas yang sangat berat. Ia harus mampu menampilkan rasa takut, ketidakberdayaan, dan penderitaan yang dialami oleh para korban perundungan di dunia nyata. Ini membutuhkan kedalaman emosional dan pemahaman mendalam terhadap trauma yang sering kali tidak terlihat oleh orang luar.

Ali Fikry tidak hanya fokus pada akting, tetapi juga memanfaatkan kesempatan ini untuk menyampaikan pesan sosial penting kepada publik. Ia berharap pesan ini bisa sampai kepada para korban perundungan, terutama mereka yang merasa sendirian dan tidak memiliki tempat untuk berbicara.

“Jika kalian menjadi korban perundungan, tolong jangan ragu untuk mencari seseorang yang bisa mendengarkan. Baik itu keluarga, teman, atau guru, pasti ada yang peduli,” ujar Ali, memberikan dorongan emosional yang kuat kepada para korban.

Menurutnya, film Qorin 2 bukan hanya sekadar tontonan horor. Ia menjelaskan bahwa film ini adalah “cerminan dari situasi yang sedang terjadi saat ini.” Ali berharap film ini dapat memberikan dampak positif dengan menumbuhkan keberanian bagi para korban untuk berbicara, melawan, dan meminta bantuan.

Kerja sama antara Ali Fikry dan Fedi Nuril (yang memainkan peran Pak Makmur) menjadi bagian penting dalam membangun karakter Jaya. Mereka banyak berdiskusi untuk menciptakan hubungan ayah dan anak yang kuat. Dinamika emosional antara keduanya menjadi poros utama drama sebelum elemen horor mistis muncul.

Ali Fikry juga menyampaikan pesan kepada para pelaku perundungan. Meskipun mereka memiliki hak untuk sadar, ia berharap luka yang mereka timbulkan tidak terlalu besar. Pernyataan ini menunjukkan bahwa Qorin 2 berusaha melihat isu bullying dari berbagai sudut pandang, termasuk dampak jangka panjangnya.

Dengan peran Ali Fikry sebagai Jaya, Qorin 2 berharap dapat membuka mata masyarakat terhadap bahaya perundungan dan pentingnya intervensi. Film ini menggunakan horor sebagai alat untuk menggarisbawahi realitas pahit di dunia pendidikan. Dengan demikian, film ini membuktikan bahwa kengerian sesungguhnya dapat bersumber dari kelalaian dan ketidakpedulian manusia itu sendiri.

Peran Jaya dalam Konteks Sosial

Peran Jaya dalam Qorin 2 tidak hanya menjadi bagian dari cerita, tetapi juga menjadi representasi nyata dari masalah yang sering kali diabaikan. Ali Fikry berhasil membawa karakter ini ke tingkat yang lebih dalam, sehingga penonton dapat merasakan emosi yang diwakili oleh Jaya.

  • Melalui aktingnya, Ali Fikry berhasil menunjukkan betapa beratnya hidup sebagai korban perundungan.
  • Ia mampu menyampaikan pesan penting tanpa terkesan terlalu keras atau terlalu dramatis.
  • Kehadiran Jaya dalam film ini menunjukkan bahwa setiap korban memiliki suara yang layak didengar.

Pesan yang Diharapkan

Ali Fikry ingin agar pesan ini sampai kepada semua pihak, baik korban maupun pelaku. Ia percaya bahwa dengan saling memahami, masalah seperti perundungan bisa diminimalkan.

  • Korban perundungan diberi semangat untuk berbicara dan mencari bantuan.
  • Pelaku perundungan diajak untuk sadar akan dampak tindakan mereka.
  • Masyarakat umumnya diingatkan bahwa perundungan bisa terjadi di mana saja, dan perlu diatasi secara bersama.

Film Qorin 2 tidak hanya menawarkan sensasi horor, tetapi juga menjadi wadah untuk menyampaikan pesan-pesan penting tentang perundungan. Dengan peran Ali Fikry sebagai Jaya, film ini berhasil menyentuh hati penonton dan meninggalkan kesan mendalam.

Share This Article
Leave a Comment