Awan Panas Menutupi Puncak Merapi

goodside
3 Min Read

Warga dan wisatawan yang berkunjung ke kawasan wisata di lereng Gunung Merapi diminta tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem serta aktivitas vulkanik yang masih terjadi. Hal ini disampaikan oleh pihak berwenang setelah beberapa hari terakhir, mulai dari Senin hingga Selasa, 10-11 November 2025, Gunung Merapi tercatat masih mengeluarkan awan panas dan lava pijar.

Aktivitas Vulkanik Gunung Merapi

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Agus Budi Santoso, menjelaskan bahwa pada Senin pukul 15.36 WIB, Gunung Merapi memuntahkan satu kali awan panas guguran dan tujuh kali lava pijar. Jarak luncuran awan panas mencapai maksimal 1.200 meter ke arah barat daya hulu Kali Krasak dengan durasi sekitar 113 detik. Pada Selasa pukul 16.29 WIB, Merapi kembali mengeluarkan awan panas, meski dalam jumlah lebih sedikit. Luncuran awan panas hari kedua mencapai jarak maksimal 1.300 meter ke arah yang sama.

“Sejak Senin hingga Selasa, hujan terus mengguyur lereng selatan gunung, jadi mohon waspadai bahaya lahar dingin di sungai-sungai yang berhulu Gunung Merapi,” ujar Agus.

Persiapan BPBD Kota Yogyakarta

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta, Nur Hidayat, menuturkan bahwa pihaknya telah memastikan seluruh peralatan early warning system (EWS) atau sistem peringatan dini banjir di lima titik lokasi sungai rawan telah siaga. Lima lokasi tersebut meliputi Sungai Winongo, Sungai Code, Sungai Gajah Wong, Kali Buntung, serta Kali Belik.

“Langkah antisipatif menghadapi potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan terjadi hingga awal tahun depan sudah kami lakukan, salah satunya memastikan seluruh sistem peringatan dini berfungsi,” kata Nur Hidayat.

Sistem Peringatan Dini dan Komunikasi Cadangan

Menurutnya, saat ini BPBD Kota Yogyakarta memiliki 26 perangkat EWS yang tersebar di berbagai sungai. Ia memastikan EWS yang tersebar berfungsi meski dalam kondisi cuaca ekstrem. Cuaca ekstrem dapat mempengaruhi jaringan listrik dan komunikasi, sehingga pihaknya juga menyiapkan sistem cadangan seperti radio HT di setiap wilayah untuk memastikan komunikasi tetap berjalan bila sistem utama terganggu.

Analisis Cuaca dari BMKG

Berdasarkan analisis cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, pada November ini terpantau adanya peningkatan pembentukan awan hujan di wilayah itu dan sekitarnya. Hal ini menjadi alasan bagi pihak berwenang untuk meningkatkan pengawasan dan persiapan menghadapi potensi bencana yang mungkin terjadi.

Rekomendasi untuk Wisatawan

Bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke kawasan lereng Gunung Merapi, disarankan untuk selalu memperhatikan informasi resmi dari instansi terkait dan menghindari area yang berpotensi terkena dampak langsung dari aktivitas vulkanik maupun banjir lahar. Selain itu, pastikan membawa perlengkapan yang sesuai dengan kondisi cuaca ekstrem, seperti jas hujan dan sepatu yang nyaman.

Dengan langkah-langkah pencegahan dan pengawasan yang intensif, diharapkan risiko bencana dapat diminimalkan, serta keselamatan warga dan wisatawan tetap terjaga.

Baca juga:

Share This Article
Leave a Comment