Menjelajahi Surga Kuliner Jalan Sabang! Dari Sate Legendaris hingga Claypot Popo yang Unik, Nikmati Rasa Menggugah Selera Sepanjang Hari

goodside
5 Min Read

Di tengah kehidupan Jakarta yang dinamis dan tak pernah berhenti, terdapat sebuah ruas jalan yang tidak hanya menjadi tempat singgah biasa, tetapi juga menjadi panggung hidup bagi berbagai cita rasa kuliner. Jalan Sabang, yang kini dikenal sebagai Jalan Agus Salim, adalah saksi bisu dari perjalanan rasa yang turun-temurun. Di sana, makanan bukan hanya sekadar santapan, tetapi juga bagian dari budaya dan kenangan kota.

Setiap langkah di Jalan Sabang membawa pengunjung pada aroma, warna, dan kegembiraan khas kuliner Nusantara yang tersaji tanpa henti. Dalam sebuah liputan penuh keceriaan dan cita rasa dari kanal YouTube RUMAH CANDA MELKI, suasana Jalan Sabang ditampilkan dengan sangat dekat, riuh, penuh pilihan, dan selalu membuat siapa pun ingin kembali.

Berikut ini adalah rangkuman kuliner pilihan yang disorot dalam perjalanan “bikin ngiler” tersebut, disusun secara runtut agar memudahkan pembaca menelusuri setiap titik nikmatnya.

1. Sate Pak Heri – Legenda dari Tahun 1974

Warung sate yang telah berdiri sejak tahun 1974 ini masih mempertahankan gaya kaki lima yang sederhana namun selalu ramai, terutama di malam hari. Menu di sini mencakup sate ayam, sate kambing, serta sate telur uritan—yaitu telur muda ayam yang dibakar seperti sate biasa. Ciri khasnya terletak pada bumbu kacang yang gurih, kasar, dan aromatik. Meski biasanya lebih terkenal di jam malam, kunjungan siang hari pun tetap menawarkan rasa autentik yang tak kalah menggoda.

2. Soto Ceker & Soto Ranjau Pak Gendut

Berlokasi di kawasan yang sama, soto ini dikenal bukan hanya karena kuah kuningnya yang gurih, tetapi juga karena istilah “ranjau” yang merujuk pada tulang-tulang ayam kecil dalam kuahnya. Penikmat harus berhati-hati saat menyantapnya, tetapi justru sensasi inilah yang membuat soto ini legendaris sejak tahun 1987. Koya udang yang bisa diambil sendiri memberikan kekentalan dan aroma tambahan yang meningkatkan kenikmatannya beberapa tingkat.

3. Deretan Jajanan Khas Sabang: Cireng Aprina & Leker Jajang

Jalanan Sabang dipenuhi penjual jajanan ringan yang cocok untuk camilan sebelum makanan berat.

  • Cireng Aprina yang selalu hangat, lembut, dan disajikan dengan sambal atau saus.
  • Leker Jajang, jajanan jadul seharga seribu rupiah, dengan tekstur renyah dan aroma khas adonan yang baru matang.

Keduanya menjadi bukti bahwa kuliner jalanan tetap menjadi primadona di tengah modernitas Jakarta.

4. Es Podeng Legendaris – Rekomendasi Abang Parkir

Salah satu keseruan di Sabang adalah rekomendasi spontan dari penjaga parkir yang mengenal setiap sudut kuliner di sana. Es Podeng—yang sudah ada sejak lama—menjadi salah satu pilihan segar untuk menghilangkan dahaga. Teksturnya lembut, toppingnya beragam, dan rasanya manis legit, cocok dinikmati di tengah teriknya Jakarta.

5. Nasi Gandul Kas Pati – Kuah Santen yang Menggoda

Walau termasuk pendatang baru dibanding kuliner lain di Sabang, Nasi Gandul ini langsung mendapat tempat di hati pengunjung. Disajikan dengan kuah santen khas Pati yang gurih pekat namun tetap ringan, ditambah potongan daging empuk, menu ini makin lengkap dengan pilihan sate pendamping seperti telur, paru, atau tempe. Menggoda dari aroma hingga gigitan terakhir.

6. Claypot Popo – Sajian Unik dalam Mangkok Tanah Liat

Salah satu spot yang tampil berbeda adalah Klepot Popo. Tempat ini memiliki dekorasi klasik peranakan Tionghoa dan menyajikan makanan menggunakan claypot—wadah tanah liat yang dipanaskan. Salah satu menu paling diminati adalah Claypot Sapi Bawang Putih, dengan nasi, daging, serta sedikit butter yang memberikan aroma harum. Kuah hangat yang “menggoyang sendiri” menambah sensasi unik saat disajikan. Tempatnya mungil namun estetik, sering menjadi lokasi foto bagi anak muda.

7. Kopi Oey – Warisan Almarhum Pak Bondan Winarno

Perjalanan kuliner di Sabang tidak lengkap tanpa mampir ke Kopi Oey, kedai yang membawa nuansa vintage peranakan dan pernah diasuh oleh almarhum Bondan Winarno. Selain kopi, tempat ini menyajikan makanan rumahan yang cocok untuk sarapan maupun buka puasa. Menu es kopi Sisiliana menjadi favorit karena rasanya yang balance, tidak terlalu kuat namun tetap harum dan nikmat.

Jalan Sabang: Ruas Jalan yang Menghidupkan Rasa dan Kenangan

Perjalanan kuliner di Jalan Sabang bukan hanya mengenyangkan perut, tetapi juga memenuhi ingatan dengan cerita dan aroma yang khas. Mulai dari sate jadul, soto penuh kejutan, jajanan pinggir jalan yang murah meriah, sampai hidangan klepot yang unik—semuanya membentuk mozaik rasa yang membuat kuliner Jakarta begitu kaya.

Share This Article
Leave a Comment