Momen Trah Pangeran Diponegoro: Berbagai Daerah Rayakan Milad ke-240

goodside
4 Min Read

Lebih dari 200 anggota keluarga keturunan atau trah Pangeran Diponegoro dari berbagai daerah di Indonesia berkumpul di Ndalem Yudanegaran Yogyakarta, Selasa malam 11 November 2025. Mereka yang tergabung dalam Paguyuban Trah Pangeran Diponegoro yang biasa disingkat Patra Padi itu berdatangan dari Ambon, Makasar, Bengkulu, Jakarta, Bogor, Magetan, Purwokerto, Solo hingga Banyumas dan Kebumen.

Kedatangan para trah itu untuk memperingati Milad Pangeran Diponegoro ke-240 tahun ini, sembari menggelar pagelaran wayang kulit dengan lakon Perang Jawa yang mengenang 200 tahun Perang Jawa. Gelaran wayang kulit itu sendiri menyajikan aksi dalang muda Ki Harlindar Mukti Prakoso. Tak hanya para trah, wisatawan mancanegara pun turut datang melihat pertunjukan wayang yang terbuka gratis untuk umum itu.

Generasi Tertua di Makassar

Ketua Umum Paguyuban Trah Pangeran Diponegoro Rahadi Sapta Abra mengungkapkan, bukan hal mudah untuk mengumpulkan trah Diponegoro ini karena tersebar di berbagai daerah. “Saat ini generasi trah Diponegoro yang tertua mungkin masuknya yang generasi kelima atau buyut (anak dari cicit Diponegoro) yang jumlahnya tak sampai 10 orang,” kata Abra.

Abra yang masuk generasi ke enam atau wareng dari Diponegoro itu menuturkan, generasi paling sepuh keturunan Diponegoro saat ini lebih banyak bermukim di Makasar.



Ratusan trah Pangeran Diponegoro hingga wisatawan memadati Peringatan Milad Pangeran Diponegoro ke-240 tahun di Yogyakarta, 11 November 2025. Tempo/Pribadi Wicaksono

Diponegoro sendiri wafat pada 1855 setelah diasingkan Belanda ke Makasar usai Perang Jawa. Makamnya terletak di Kompleks Kampung Jawa, Kelurahan Melayu, Kecamatan Wajo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. “Kalau di Makassar masih banyak keturunannya karena putera-putera beliau banyak lahir di sana setelah Perang Jawa,” ujarnya.

Generasi Keturunan yang Terus Bertambah

Abra menuturkan, trah Diponegoro yang aktif mengikuki paguyuban itu hingga trah ke-10. Ia mengakui tak gampang merunut lengkap siapa saja dan sudah sampai generasi berapa trah Diponegoro itu saat ini. “Kalau untuk yang kalangan perempuan sekarang sudah sampai generasi 10, karena mungkin mereka lebih cepat menikah,” tuturnya.

Dua Abad Perang Diponegoro

Abra menuturkan, peringatan tahun ini cukup berbeda karena trah yang berkumpul lebih banyak dibanding tahun-tahun sebelumnya. Momen para trah berkumpul ini bertepatan dengan peringatan dua abad Perang Diponegoro yang berlangsung 1825-1830.

“Jadi kami berkumpul lagi untuk mengenang dan merefleksikan lagi teladan nilai-nilai perjuangan Pangeran Diponegoro ke generasi selanjutnya, salah satunya melalui wayang kulit juga refleksi bersama mengenang jejak Diponegoro,” katanya.

Pementasan wayang kulit Milad Diponegoro kali ini juga sengaja tidak menggunakan dalang yang sudah senior atau sepuh. Namun melibatkan dari kalangan anak muda bernama Ki Harlindar Mukti Prakoso, mahasiswa Jurusan Sejarah Fakultas Seni Budaya Universitas Gajah Mada (UGM).

Abra menuturkan, lakon Perang Jawa yang dipentaskan dalang muda ini diharapkan bisa menjadi genre baru yang memperkaya referensi dunia pewayangan. “Jika biasanya yang sering ditampilkan dalam wayang itu cerita Sultan Agung yang merupakan leluhur Pangeran Diponegoro, sekarang khusus Perang Jawa-nya yang diangkat sebagai genre baru,” ujarnya.

Durasi Pementasan yang Lebih Singkat

Berbeda dengan lakon wayang yang biasanya ditampilkan berjam-jam, lakon Perang Jawa ini dikemas maksimal 2,5 jam. “Jadi tidak sampai semalam suntuk durasinya, agar mereka yang besok sekolah atau kuliah atau kerja juga masih bisa ada waktu buat istirahat,” kata dia.

Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono yang turut hadir dalam peringatan milad Diponegoro itu menuturkan keberadaan paguyuban seperti paguyuban trah Diponegoro yang terawat itu bisa menjadi kekuatan sosial untuk membangun hal positif dalam lingkup masyarakat. “Melalui paguyuban seperti ini nilai-nilai kebaikan, semangat peduli dan gotong-royong dalam masyarakat bisa terus dijaga dan diteladankan,” ucapnya.

Baca juga:

Share This Article
Leave a Comment