4 Penyesalan yang Menyedihkan dari Tim Penjualan 1 ACT di Kehidupan Mimpiku, Tuan Kim

goodside
3 Min Read

Setelah lama berada di bawah kepemimpinan Kim Nak Su (Ryu Seung Ryong), tim Penjualan 1 ACT akhirnya menghadapi kenyataan pahit. Sang manajer dipindahkan ke pabrik Asan sebagai kepala keamanan. Mutasi ini mengejutkan banyak pihak, termasuk anggota timnya sendiri yang tidak menyangka semuanya akan berakhir begitu cepat.

Meski sebelumnya hubungan antara mereka penuh dengan ketegangan dan konflik, kepergian Nak Su meninggalkan ruang hampa yang sulit diisi. Perlahan, para anggota tim mulai menyadari bahwa di balik sikapnya yang keras dan kaku, Kim Nak Su sesungguhnya adalah sosok pemimpin yang tulus dan berdedikasi. Berikut empat penyesalan terbesar yang mereka rasakan setelah kepergiannya.

Berpisah dengan Bos yang Sudah Seperti Keluarga

Mereka mungkin sering mengeluh dan kesal pada Kim Nak Su, tapi setelah ia pergi, kantor terasa sepi dan kehilangan arah. Tanpa sosoknya yang tegas, ritme kerja tak lagi sama. Mereka baru sadar bahwa di balik semua kekerasan sikapnya, Nak Su selalu memikirkan masa depan timnya. Bahkan meskipun sering kali dianggap kasar, ia selalu memiliki niat baik untuk membimbing mereka.

Kehilangan Pemimpin yang Karismatik dan Perhatian

Kim Nak Su bukan hanya manajer yang menuntut hasil, tapi juga sosok yang memperhatikan hal-hal kecil tanpa banyak bicara. Ia tahu siapa yang bekerja keras, siapa yang butuh bantuan, bahkan siapa yang sedang punya masalah pribadi. Setelah dimutasi, banyak anggota tim merasa kehilangan figur yang memimpin dengan hati, meski caranya sering kali tidak disadari. Ia memberikan perhatian yang tulus, meskipun tidak selalu diucapkan secara langsung.

Tidak Sempat Berpamitan dengan Baik

Mutasi Kim Nak Su terjadi mendadak, tanpa peringatan atau kesempatan untuk mengucapkan salam perpisahan. Banyak anggota tim menyesal karena belum sempat berterima kasih atas bimbingan dan teguran yang dulu mereka anggap menyebalkan. Kini, setiap kali mereka melewati ruang kerjanya yang kosong, ada rasa sesak dan penyesalan yang sulit dijelaskan. Mereka merasa kehilangan sosok yang selama ini menjadi bagian dari kehidupan mereka.

Menyadari Mereka Bagian dari Penyebab Mutasinya

Beberapa anggota tim sadar bahwa keluhan dan jarak yang mereka ciptakan turut memperburuk posisi Kim Nak Su di mata manajemen. Mereka menyesal karena terlalu sibuk menilai tanpa mencoba memahami tekanan yang dialami sang atasan. Kesadaran itu datang terlambat, ketika Kim Nak Su sudah tidak lagi menjadi bagian dari tim. Mereka menyadari bahwa sikap mereka selama ini ikut memengaruhi keputusan manajemen.

Kepergian Kim Nak Su menjadi momen reflektif bagi tim Penjualan 1 ACT untuk belajar menghargai ketulusan di balik kerasnya sikap seseorang. Dengan kepergiannya, mereka belajar bahwa tidak semua orang yang kita anggap keras memiliki niat jahat. Terkadang, kebaikan itu tersimpan di balik kesan yang tidak menyenangkan.

Baca juga:

Share This Article
Leave a Comment